Membangun Masyarakat Cerdas Obat: Inisiatif Fakultas Farmasi Unmas Denpasar di Yayasan Pendidikan Dria Raba
DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Indonesia adalah negara dengan berbagai isu sosial yang perlu mendapatkan perhatian serius, salah satunya adalah disabilitas. Di tengah masyarakat, pemahaman tentang penyandang disabilitas seringkali dipenuhi dengan stigma negatif, terutama terhadap disabilitas netra. Padahal, kepercayaan diri adalah modal dasar yang penting bagi setiap individu, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan, untuk mencapai kemandirian dalam hidupnya.
Yayasan Pendidikan Dria Raba, yang didirikan pada 17 Desember 1962, berfokus pada kesejahteraan sosial anak-anak tunanetra. Yayasan ini bukan hanya menyediakan pendidikan formal di Sekolah Luar Biasa (SLB) Dria Raba, tetapi juga mendukung pengembangan bakat, hobi, dan keterampilan anak-anak melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti olah vokal, bermain musik, hingga menciptakan puisi.
Salah satu program Yayasan adalah pelatihan keterampilan pijat (health massage), yang diberikan kepada anak-anak asrama oleh tutor profesional. Program ini tidak hanya membekali mereka dengan keterampilan praktis tetapi juga memberikan peluang ekonomi dengan pembagian hasil yang adil, di mana 40% dari pendapatan pijat disumbangkan untuk kas yayasan dan sisanya untuk anak-anak yang memijat. Ini adalah langkah penting dalam membangun kemandirian ekonomi bagi para penyandang disabilitas netra.
Selain pengembangan keterampilan, aspek kesehatan juga menjadi perhatian utama. Seperti halnya masyarakat umum, warga Yayasan Dria Raba memerlukan sediaan farmasi untuk perawatan dan peningkatan kesehatan sehari-hari. Namun, penggunaan dan penyimpanan sediaan farmasi yang tidak tepat dapat berdampak negatif dan tidak mencapai tujuan pengobatan yang diharapkan.
Untuk mendukung pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan dan penyimpanan sediaan farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar melaksanakan program pengabdian masyarakat di Yayasan Dria Raba. Dalam kegiatan ini, tim pengabdian yang dipimpin oleh Apoteker Ni Made Dharma Shantini Suena memberikan penyuluhan kepada warga Yayasan tentang cara penggunaan dan penyimpanan sediaan farmasi yang benar. Penyuluhan ini tidak hanya disampaikan secara langsung tetapi juga dalam bentuk audiobook, sehingga warga Yayasan dapat mendengarkannya kapan saja dan memahami informasi tersebut dengan lebih baik.
Dalam penyuluhan tersebut, Apoteker Shanti menjelaskan bahwa sediaan farmasi adalah produk yang mengandung zat yang dapat membantu kita sembuh dari sakit atau menjaga kesehatan. Sediaan farmasi terdiri dari beberapa jenis, termasuk obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika, yang tersedia dalam berbagai bentuk seperti cairan (contohnya, sirup dan sabun cair), semi padat (contohnya, losion dan krim), serta padat (contohnya, tablet, kapsul, dan sabun batang).
Tidak hanya itu, tim pengabdian juga memperkenalkan produk farmasi berupa losion topikal dengan kandungan minyak gandapura, menthol, dan camphor. Produk ini dibagikan kepada warga Yayasan untuk membantu meredakan nyeri otot dan pegal-pegal, serta mendukung layanan pijat yang dilakukan di Yayasan. Losion ini memberikan sensasi hangat sekaligus dingin, serta mudah digunakan tanpa rasa lengket di kulit.
Tanggapan warga Yayasan sangat positif. Sdr. Agus, salah satu warga, mencoba produk losion tersebut dan menyatakan kepuasannya, “Produk ini nyaman digunakan, sebaik produk yang ada di pasaran. Semoga produk ini memberikan manfaat nyata bagi kami, warga Yayasan.”
Melalui kegiatan ini, Fakultas Farmasi Unmas Denpasar tidak hanya berkontribusi dalam peningkatan kesehatan warga Yayasan Dria Raba tetapi juga mendukung program pemerintah GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Harapannya, inisiatif ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya penggunaan obat yang bijak, serta mendorong kemandirian ekonomi para penyandang disabilitas netra.
Tinggalkan Balasan