Kontribusi LPD Terhadap Perekonomian Masyarakat Bali
DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Meski didera beberapa kasus yang secara prosentase jauh lebih kecil dibandingkan yang rentetan prestasi LPD dalam pengelolaan keuangan berbasis desa adat, sejak mulai berdirinya di tahun 1984, eksistensi LPD dapat dikatakan telah menjadi pilar utama dalam menopang perekonomian masyarakat Bali, khususnya di pedesaan.
Sebagai lembaga keuangan berbasis adat yg dikelola oleh Desa Adat, LPD memainkan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan modal usaha, mendukung keberlangsungan upacara adat dan keagamaan, serta membantu pengembangan wirausaha di tingkat lokal.
Keberadaan LPD bukan hanya sekadar institusi keuangan, tetapi juga menjadi simbol kemandirian ekonomi masyarakat yang tetap berakar pada nilai-nilai budaya Bali.
LPD memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) di Bali. Dalam banyak kasus, akses permodalan menjadi tantangan utama bagi masyarakat desa yang ingin mengembangkan usahanya, terutama karena keterbatasan aset sebagai jaminan dan prosedur yang kompleks di lembaga keuangan konvensional.
Dalam hal inilah LPD hadir sebagai solusi dengan skema kredit yang lebih fleksibel, berbasis kepercayaan, dan disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dengan total aset yang mencapai Rp 27 triliun pada akhir 2023 dan jumlah rekening kredit yang dikelola sebanyak 410 ribu, LPD telah berkontribusi besar dalam mendukung sektor usaha kecil seperti pertanian, perdagangan, kerajinan, dan pariwisata berbasis komunitas.
Selain itu, LPD juga memiliki peran yang unik dalam membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pengeluaran untuk upacara keagamaan dan adat. Di Bali, upacara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sosial kemasyarakatan, namun sering kali membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Di sinilah LPD memfasilitasi masyarakat dengan memberikan pinjaman khusus untuk kebutuhan adat, sehingga keberlangsungan tradisi tetap terjaga tanpa membebani ekonomi keluarga secara berlebihan.
Hal ini menjadikan LPD sebagai lembaga yg tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga menjaga keseimbangan antara aspek ekonomi dan budaya sesuai dengan prinsip Tri Hita Karana.
Selain membantu modal usaha dan kebutuhan upacara, LPD juga berperan dalam pengembangan wirausaha masyarakat desa. Dengan memberikan pelatihan dan pendampingan, LPD membantu menciptakan ekosistem bisnis yang lebih mandiri dan kompetitif. Banyak wirausaha di desa yang awalnya hanya memiliki usaha berskala kecil, kini berkembang menjadi bisnis yang lebuh besar berkat dukungan permodalan dan edukasi dari LPD.
Dukungan tersebut mencakup berbagai sektor, mulai dari industri kreatif, pertanian organik, hingga bisnis berbasis digital yg mulai berkembang di desa-desa Bali. Keberadaan LPD juga berdampak pada peningkatan literasi keuangan masyarakat pedesaan.
Semakin banyaknya warga desa yang memiliki rekening tabungan di LPD, yang jumlahnya sekitar 2,1 juta rekening pada 2022, terjadi peningkatan kesadaran akan pentingnya menabung dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Tentu hal ituI membantu masyarakat dalam mengantisipasi kebutuhan mendesak dan membangun ketahanan ekonomi keluarga.
Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kehadiran LPD telah membuktikan diri sebagai institusi keuangan yg memiliki dampak luas bagi perekonomian Bali. Tidak hanya sabagai sumber permodalan bagi UKM, tetapi juga sebagai lembaga yng menjaga keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Bali.
Dengan sistem yang berbasis adat dan dikelola secara kolektif oleh Desa Adat, LPD mampu menjaga keberlanjutan ekonomi masyarakat desa tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisional. Tentunya keberlanjutan dan penguatan peran LPD di masa depan akan sangat bergantung pada sinergi antara pengelola, masyarakat, dan pemerintah dalam memastikan tata kelola yang transparan serta inovatif dalam menghadapi tantangan ekonomi yg semakin kompleks.
Penulis: Prof Dr Ida Bagus Raka Suardana
Tinggalkan Balasan