DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Banyaknya sampah di sungai Tukad Badung disebut menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir besar di Desa Pemogan, Minggu (31/6) dini hari lalu. Pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida selaku otoritas wilayah sungai, mengatakan sampah menjadi satu masalah pelik yang penanganannya butuh upaya sinergis, khususnya Pemerintah Kota Denpasar (Kodya) dan Pemerintah Kabupaten Badung.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja (Satker) Sungai Pantai I BWS Bali-Penida, Ketut Asmara Putra mengatakan jika sampah dapat dihilangkan secara signifikan dari sungai, maka banjir pun akan lebih mudah diatasi. Untuk itu, menurutnya, pemerintah perlu kembali menggalakan upaya-upaya edukasi serta penindakan bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

Baca juga :  Banjir Pemogan Ungkap Masalah Baru, Sorot BWS dan PDAM Badung

“Diperlukan sinergi yang lebih serius dilakukan oleh pihak Pemerintah Kota Denpasar (Kodya) dan Pemerintah Kabupaten Badung. Kami harap Pemerintah Kodya untuk menanggulangi sampah dengan meningkatkan edukasi kepada masyarakat dan menindak yang membuang sampah sembarangan. Mungkin dapat dilakukan mulai dari tingkat banjar dulu diedukasi,” ujarnya di Denpasar, Senin (15/6).

Baca juga :  Hujan Tiba Banjir Melanda, Nasib Warga Pemogan Kian Merana

Sementara itu, terkait keberadaan penampang saringan sampah yang ada di Waduk Muara Nusa Dua yang disebut-sebut desainnya bermasalah menyebabkan terjadinya perbedaan elevasi dudukan saringan sampah lebih tinggi dari muka air di hulunya, sehingga dikatakan ini menjadi penyebab banjir yang terjadi lebih besar dari biasanya.

Terkait kondisi ini, Ketut Asmara mengatakan di tahun ini BWS Bali-Penida akan melakukan kajian untuk menanggulangi permasalahan banjir tersebut. “Tahun ini kita akan lakukan kajian, untuk realisasinya, jika kondisi negara sudah aman, kemungkinan tahun 2021 mendatang dapat dilakukan,” ujarnya.

Baca juga :  Tanggulangi Banjir Pemogan, BWS Bali-Penida Siapkan Kajian

Sementara untuk solusi penanganan banjir dalam jangka pendek, terang Ketut Yasmara lebih lanjut, pihaknya menyiagakan 3 unit mobil pompa. “Dalam waktu dekat, jika memang terjadi banjir seperti itu lagi (banjir besar pada Minggu 31 Mei 2020) kita punya 3 unit mobil pump dengan kapasitas 86 liter per detik, kali dua (pompa) tiap unit mobil. Jadi itu yang dapat kita lakukan untuk antisipasi,” katanya.