IMF-WB 2019, Fokus Bahas Isu Kesetaraan Gender dan Arah Ekonomi Kedepan
DIKSIMERDEKA.COM, WASHINGTON-AMERIKA, Pertemuan IMF – World Bank 14 – 20 Oktober 2019 di Washington DC, yang dihadiri 4018 tamu undangan, 1006 delegasi dari seluruh dunia, dengan fokus pembahasan sidang terkait isu-isu kesetaraan gender dan mengungkap pandangan-pandangan arah ekonomi dunia pada tahun-tahun mendatang.
Pertemuan taraf dunia tersebut turut diliput oleh 540 jurnalis dari berbagai negara. Salah satunya Media dari anggota IMO-Indonesia Channelbali.com. Dedy Rochendi, Pemimpin Redaksi Channelbali.com yang juga selaku Ketua Bidang Luar Negeri IMO – Indonesia.
Dalam laporannya, ia mengatakan nampak hadir dalam forum tersebut, Direktur Departemen Riset, IMF Gian Maria Milesi Ferretti, Wakil Direktur Departemen Riset, IMF Oya Celasun dan Kepala Divisi, Departemen Riset, IMF Raphael Anspach.
“Adapun Sidang kali ini fokus pada makro kesetaraan gender, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kehadiran perempuan di tingkat pengambilan keputusan tertinggi dalam ekonomi dan bisnis, serta bagaimana mengatasi hambatan pada karir perempuan, hal ini akan mempengaruhi keputusan perempuan saat memasuki pasar tenaga kerja,” ungkap Gian Maria, dalam laporan Dedy, Selasa 15/10/2019
Sementara itu, Louis Marc Ducharme, Direktur Departemen Statistik IMF, mengajak peserta untuk memberikan suara mereka serta dapat mendukung Program kerja IMF, lewat data dan teknik pengawasan dalam bidang ekonomi dan keuangan beserta segala risiko yang akan dihadapi,” katanya
“Kesenjangan atau kurangnya data terutama di negara-negara berpenghasilan rendah perlu segera diantisipasi, ini menjadi trending topic selama 4 bulan terakhir, kajian ini dipilih berdasarkan kriteria dampak ekonomi global,” imbuh Louis
Menurut dia, Tema ini sangat penting dibahas pada pertemuan tahunan IMF – Bank Dunia 2019 di Washington D.C, yakni meningkatkan tata kelola dalam keuangan publik, serta didukung data dan teknologi dalam setiap bank sentral di negara masing-masing peserta.
Isu lainnya, adalah penanganan berbagai kasus korupsi, dengan sistem pengungkapan keuangan para pejabat publik, serta ikut memerangi kasus pencucian uang, lewat data akurat, dan pemahaman risiko akibat korupsi.
“Relevansi dan peluang untuk mendapatkan solusi terhadap kasus korupsi, sangat ditentukan oleh otoritas negara masing-masing dalam hal pengawasan keuangan,” tegas Louis. (dk/imo)
Tinggalkan Balasan