DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Pembangunan Wantilan Segara Padang Galak, Kesiman, Denpasar resmi dipelaspas. Upacara yang diyakini umat Hindu Bali bertujuan menyucikan bangunan baru ini dilakukan pada Jumat (14/03/2025).

Turut hadir dalam upacara tersebut, Gubernur Bali Wayan Koster, Bendesa Adat Kesiman Jro Mangku Wisna (JMW) serta sejumlah tokoh masyarakat adat dan agama Denpasar.

Ditemui usai pelaksanaan upacara, Jro Mangku Wisna mengatakan pembangunan wantilan ini telah berlangsung dari tahun 2023. Pembangunan sepenuhnya dibantu oleh Pemerintah Provinsi Bali dengan anggaran sebesar Rp 2 miliar.

Baca juga :  Jro Budi Hartawan: Pak Koster Sudah Terbukti Kerja Nyata

“Pembangunan ini dibantu oleh Bapak Gubernur Bali Wayan Koster pada tahun 2023. Ada dua tahun proses pembangunan dari struktur sampai finishing saat ini,” terangnya.

Jro Mangku Wisna mengatakan keberadaan wantilan ini akan bermanfaat bagi masyarakat, terutama masyarakat adat. Pasalnya selama ini terdapat 30 desa adat yang melakukan aktivitas panca yadnya di kawasan Pantai Padang Galak.

Baca juga :  Koster-Giri Hadiri Uji Publik Undiksha
Bendesa Adat Kesiman Denpasar, Jero Mangku Ketut Wisna. Foto: tim/diksimerdeka.com

Meski demikian, Jro Mangku Wisna mengatakan wantilan ini tidak hanya akan diperuntukan untum kegiatan upacara keagamaan dan adat. Namun juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti mahasiswa dan komunitas untuk berkegiatan.

Di samping pembangunan wantilan, Jro Mangku Wisna mengatakan pemerintah provinsi juga memberikan hibah tanah seluas 56 are.

Ia mengatakan hibah tanah ini nantinya akan dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan panca yadnya di kawasan Pantai Padang Galak.

Baca juga :  Bahasa Bali Makin Terpinggirkan dan Punah jika Tidak Aktif Digunakan

Jro Mangku Wisna pun mengucapkan terima kasih kepada Wayan Koster lantaran telah membantu pembangunan wantilan. Ia mengatakan Koster merupakan sosok yang konsisten memperjuangkan eksistensi adat Bali.

“Kendatipun tidak menang di Denpasar ketika pemilihan gubernur periode pertama, tapi ia tetap memperhatikan pembangunan desa adat di Denpasar,” terangnya.

Editor: Agus Pebriana