DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Praktisi Hukum Universitas Warmadewa, I Made Pria Dharsana menyebut Bali membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki komitmen yang kuat dalam mengemban tugas serta berkompeten.

Hal tersebut lantaran ke depannya masyarakat Bali akan menghadapi berbagai tantangan salah satunya adalah bonus demografi.

“Tantangan pembangunan masyarakat Bali ke depan sudah siap menghadang di mana Bali akan dihadapkan pada perkembangan revolusi industri 4.0 dan era 5.0, bonus demografi serta persaingan dunia usaha khususnya sektor pariwisata yang akan semakin sengit,” ujarnya kepada diksimerdeka.com, Kamis (15/8/2024).

Baca juga :  [OPINI] Pilkada Serentak Di Masa Pandemi, Siapkah Indonesia ?

Menurutnya, Bali membutuhkan banyak pemimpin yang berpandangan politik benar, yang konsisten menentang ketidakadilan dan tetap teguh pendiriannya sekalipun harus melawan deras arus kepentingan politik tertentu demi kepentingan masyarakat Bali.

“Pemimpin Bali ke depannya harus berani menolak program pembangunan yang merusak tatanan ekosistem Bali yang sangat terbatas, contohnya beralihnya aset tanah di sepanjang pesisir Bali selatan sampai ke ujung Pantai Soka, ke timur sampai Pantai Amed tidak dapat diabaikan begitu saja,” sambungnya.

Baca juga :  Marak Tanah Adat Digugat, Ini Kata Akademisi Hukum Adat Bali

Ia menekankan Bali tidak memerlukan pemimpin yang hebat melainkan pemimpin yang berkomitmen dan mau bekerja untuk masyarakat Bali.

“Bali bukan membutuhkan pemimpin yang hebat dan gagah berani, tapi tidak memiliki kejelasan visi dan keyakinan untuk memastikan dampak dari kebijakan yang dibawanya,” tegasnya.

Baca juga :  KPU Bali Dorong Kontestan Pilkada Gunakan Kampanye Digital

“Menurut saya, saat seorang pemimpin yakin akan visi mereka, jalan untuk mencapai visinya tentu menjadi lebih jelas tapi jangan lupa bahwa jalan itu perlu terus-menerus disegarkan tetapi tetap menguatkan pondasi budaya yang dipayungi Tri Hita Karena dan local genius,” pungkasnya.

Reporter: Dewa Fathur