DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster yang meningkatkan tunjangan Kepala Sekolah (SMA/SMK/SLB) se-Bali hingga 300% lebih bagi guru dan praktisi tenaga kependidikan di Bali, menuai tanggapan positif khususnya dari para kepala Sekolah, salah satunya datang dari Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Denpasar, Dra. Cokorda Istri Mirah Kusuma Widiawati.

Kinerja kepala sekolah memang memegang peranan sentral dalam penentuan kualitas kependidikan di sekolah. Sementara itu, beban yang dihadapi kepala sekolah saat ini, menurut Cok Istri, memang meningkat dari sebelumnya. Oleh karena itu, Cok Istri sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasihatas perhatian yang diberikan Gubernur Bali.

Baca juga :  Cek Sarana dan Prasarana Sekolah, Sekda Dewa Indra Tinjau SMAN 7 Denpasar

“Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah tentang kenaikan tunjangan kepala sekolah ini,” ungkap di Denpasar, Rabu (6/11).

“Saat ini kami pikir memang beban kinerja kepala sekolah meningkat dari sebelumnya. Jadi memang antara penghasilan, beban kerja dan tanggung jawab memang harus balance, sehingga semua pekerjaan bisa dijalankan dengan maksimal,” papar Cok Istri.

Baca juga :  Gubernur Koster Tingkatkan Tunjangan Kepala Sekolah Hingga 300% Lebih

Dengan diberikannya kenaikan tunjangan ini, ungkapnya lebih lanjut, kepala sekolah, dituntut mampu meningkatkan kualitas manajerial kependidikan di sekolahnya masing-masing, yang muara dari semua ini adalah harapan semakin meningkatnya kualitas pendidikan kita, sehingga dapat bersaing di dunia global.

“Ini merupakan suatu tantangan agar dapat melaksanakan tugas dan menunjukan kinerja yang semakin baik. Sehingga harapan ke depan sekolah mampu dan memiliki daya saing dalam era teknologi yang terus meningkat,” tegasnya.

Baca juga :  Tunjangan Naik 300% Lebih, Kepsek SMKN 3 Denpasar: Ada Harapan Besar Dibaliknya

Selanjutnya, ia juga menyampaikan harapan agar hal ini dapat berkelanjutan, serta agar dapat dikembangkan perhatian kepada para guru honorer dan guru OJTM (Orang Per Jam Tatap Muka). “Selain kepala sekolah, saya berharap pemerintah juga kedepan bisa memperhatikan guru honorer dan guru OJTM. Artinya mereka juga perlu diperhatikan. Tapi yang jelas apa yang dilakukan pemerintah (Provinsi Bali,- red) sangat bijaksana. Harapannya ke depan ini akan terus ada,” tandasnya. (Ricky/Adhy)