DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Erwin Soeridimadja, menyampaikan Bali mengalami deflasi sebesar -0,57 persen secara month-to-month (mtm) pada Februari 2025.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Erwin menambahkan bahwa angka deflasi ini lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat -0,02 persen. Sementara itu, secara tahunan, inflasi di Bali menurun menjadi 1,21 persen (yoy), lebih rendah dari 2,41 persen (yoy) pada Januari 2025.

Baca juga :  BI Bali Luncurkan QRIS di Empat Mall Denpasar

Menurut Erwin, secara umum inflasi di Bali pada bulan Februari cukup terkendali. Meski terdapat sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga seiring dengan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

“Beberapa komoditas bahan pangan mengalami kenaikan harga cukup tinggi menjelang rangkaian HBKN, sehingga perlu untuk diwaspadai dan mendapat perhatian,” dikutip dari siaran pers, Rabu (5/3/25).

Baca juga :  Berhasil Bangkitkan Ekonomi, Kepala KPw BI Bali Dapat Apreasi

Dirinya menyebut, diperlukan penguatan pengendalian inflasi melalui Gerakan Pasar Murah (GPM) dan memperkuat Kerja Sama Antar Daerah (KAD).

“Upaya tersebut diperlukan untuk memitigasi kenaikan harga bahan pangan pada saat bulan Ramadhan dan rangkaian perayaan HBKN Nyepi,” sambung Erwin.

Sementara itu, seluruh kota/kabupaten dilaporkan mengalami deflasi secara bulanan. Tabanan mencatat deflasi bulanan terdalam sebesar -1,05 persen (mtm) dengan inflasi tahunan 1,23 persen (yoy), disusul oleh Kabupaten Badung yang mengalami deflasi -0,89 persen (mtm) dan inflasi tahunan 0,98 persen (yoy).

Baca juga :  Bahas Tantangan Pemerataan Bali Selatan-Utara, BI Gelar Temu Wirasa

Selanjutnya, Singaraja mencatat deflasi bulanan -0,81 persen (mtm) dengan inflasi tahunan 0,27 persen (yoy). Sementara itu, Kota Denpasar mengalami deflasi bulanan paling rendah, yakni -0,13 persen (mtm), dengan inflasi tahunan 1,70 persen (yoy).

Reporter: Komang Ari