DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Hotel, Restoran dan Kafe (Horeka) menjadi penyumpang sampah terbesar nomor dua di Kota Denpasar. Untuk itu dibutuhkan upaya serius dan nyata untuk membuat Horeka mampu menangani sampahnya sendiri.

Hal itu terungkap dalam workshop penanganan sampah di sumber bagi pengelola Hotel, Restoran dan Kafe (Horeka) di Kota Denpasar pada Rabu (5/2/2025).

Workshop tersebut langsung dibuka Kadis DLHK Kota Denpasar, Ida Bagus Putra Wirabawa yang dihadiri kurang lebih 100 pengelola Horeka di Kota Denpasar.

Baca juga :  1000 Petugas Diterjunkan Bersihkan Sampah Sisa Ogoh-ogoh

Kadis DLHK Kota Denpasar, Ida Bagus Putra Wirabawa mengatakan Kota Denpasar terus melakukan pembangunan dan pengembangan dalam upaya penanganan sampah.

Berdasarkan data komposisi sampah di Provinsi Bali tahun 2024, diketahui sumber sampah dari aktivitas perniagaan termasuk didalamnya sektor Horeka merupakan penghasil sampah terbesar kedua setelah sampah rumah tangga yaitu mencapai 11,4% dengan jenis sampah terbesar berasal dari sampah organik.

Menyikapi hal tersebut katanya, maka diperlukan upaya-upaya serius dan nyata dalam mengurangi sampah di sumbernya.
Undang – Undang Nomor 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama, baik pemerintah, masyarakat, maupun pelaku usaha dengan prinsip pengurangan sampah dari sumbernya dan pengelolaan sampah terpadu.

Baca juga :  Pelaku Usaha Pembuang Limbah di Drainase Sedap Malam Diamankan

“Regulasi ini diperkuat oleh Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 yang mengatur pemilahan sampah, daur ulang, dan pemanfaatan kembali sampah secara efektif untuk meminimalkan dampak lingkungan,” ujarnya.

Ia mengatakan dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri LHK No. P.75 Tahun 2019 telah ada panduan lebih rinci bagi pelaku usaha Horeka dalam penanganan sampah.

Baca juga :  Masyarakat Denpasar Diminta Kelola Sampah Berbasis Sumber

Hal itu seperti tidak menyediakan kantong belanja plastik, tidak menggunakan wadah makan bahan styrofoam, tidak menggunakan sedotan plastik, pendauran ulang sampah mudah terurai seperti sisa sayuran, makanan, buah-buahan melalui pembuatan lubang resapan biopori atau teba vertikal dan menggunakan alat makan dan minuman yang dapat diguna ulang.

Editor: Agus Pebriana