Jelang Mahasabha I, Paiketan Krama Bali Sampaikan Sejumlah Masukan kepada Gubernur
DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Paiketan Krama Bali menyampaikan sejumlah masukan kepada Gubernur Bali Wayan Koster. Masukan-masukan tersebut disampaikan saat Gubernur Koster menerima audiensi Pengurus Paiketan Krama Bali dan Panitia Mahasabha I Paiketan Krama Bali pada di Rumah Jabatan Gubernur, Jaya Sabha, Minggu (19/12).
Masukan-masukan disampaikan oleh Pengurus Paiketan Krama Bali terkait kegiatan yang telah dilakukan untuk Ketahanan dan Eksistensi Krama Bali, sebagai bentuk perpanjangan tangan Gubernur Bali untuk ikut dalam mewujudkan visi Pemerintah Provinsi Bali, Nangun Sat Kertih Loka Bali.
Gubernur Koster yang didampingi oleh Kadis PMA, I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra dan Anggota Pokli Pembangunan Pariwisata Bali, IGN Rai Suryawijaya SE MBA dan Dr Gusti Kade Sutawa SE MM MBA, merespon positif berbagai masukan dari Pengurus Paiketan Krama Bali dan merasa mendapat tambahan energi untuk membangun Bali.
Adapun terkait masukan yang disampaikan Ketua Umum Paiketan Krama Bali, Dr Ir AA Putu Agung Suryawan Wiranantha M.Sc menyampaikan, guna membangkitkan pariwisata Bali di tengah minimnya kunjungan wisatawan mancanegara akibat Pandemi Covid-19, khususnya dengan munculnya varian Omicron, pemerintah Bali dikatakan dapat membuka Travel Fair Domestik di beberapa kota di luar Bali guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Bali. Dengan demikian bisnis pariwisata bisa mulai bangkit sambil menunggu kondisi normal.
Terkait masukan tersebut, Gubernur Koster mempertimbangkan masukan tersebut. Menurut Gubernur Koster, pihaknya harus hati-hati dan ketat di dalam menyikapi varian Omicron karena penularannya sangat cepat.
Gubernur Koster berharap agar para pelaku pariwisata membuat kegiatan yang tidak kontra produktif dengan kebijakan yang diterapkan pemerintah.
“Saat ini angka penularan Covid-19 di Bali terus menurun, dan ini pasti akan meningkatkan minat wisatawan berkunjung ke Bali. Buktinya sekarang arus lalu lintas di jalan sudah seperti normal,” ujarnya.
Penyampaian lain disampaikan oleh Pembina Divisi Ekonomi dan Pembangunan Paiketan Krama Bali yang juga Jro Bendesa Adat Kedonganan, Dr I Wayan Mertha SE M.Si. Ia menyampaikan progress penanganan ekonomi Krama Desa Adat Kedonganan yang bertumpu pada hasil perikanan pantai Kedonganan selama pandemi Covid-19.
Berkat kerja keras prajuru Desa Adat setempat, Pimpinan dan perangkat LPD (Lembaga Perkreditan Desa) Desa Adat Kedonganan, masa-masa krisis yang sangat berat akhirnya dapat dilalui.
Saat ini roda perekonomian Desa mulai berputar dengan mulai aktifnya kegiatan ekonomi perikanan dan dibukanya cafe-cafe yang dikelola oleh Desa Adat kerjasama LPD setempat. Sebagaimana diketahui, Pantai Kedonganan dikenal sebagai pusat pasar ikan segar di Bali.
“Kami bersyukur, ekonomi mulai bergerak tentu dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat,” ujar I Wayan Mertha.
Masukan tentang pentingnya pengawasan terhadap operasional LPD disampaikan oleh Dr Ir I Wayan Jondra M.Si. Menurut Jondra, saat ini terdapat 150 LPD di Bali yang kolap. Kasus ini terjadi selain karena situasi Pandemi juga karena lemahnya manajemen keuangan LPD.
Jondra yang juga sebagai Sekretaris Tim Tata Kelola LPD Desa Adat Ketewel, Kecamatan Sukawati Gianyar menyampaikan kegiatannya dalam membantu menata dan mengelola LPD di Desa Ketewel.
Sebagaimana diketahui, LPD adalah tulang punggung ketahanan ekonomi Krama Adat Bali. Jondra telah berhasil menata LPD Ketewel, yang mengantarkan Desa adat yang semula berhutang Rp 1,3 miliar menjadi surplus, hutangnya sudah lunas bahkan saat ini membukukan kas senilai Rp 9 miliar.
Menurut Jondra, saat ini LPD Desa Adat Ketewel telah tercatat mampu membeli tanah untuk lahan pembangunan SMA senilai Rp 2,5 miliar, memberikan beasiswa untuk pelajar, memberikan kredit murah senilai bunga deposito untuk beasiswa S1, S2 dan S3 dan membebaskan iuran kepada Krama Desa Adat Ketewel yang memiliki 125 Pura se Desa Adat Ketewel.
“Mengelola LPD tidak seperti mengelola bank. LPD harus mampu memakmurkan warganya, bukan sebaliknya LPD-nya besar, tapi warganya miskin dan melarat,” papar Jondra. Gubernur Koster tertarik dengan pengalaman Jondra menata ulang LPD Desa Adat Ketewel dan berencana akan menjadikan LPD Ketewel sebagai pilot project (LPD percontohan) dan meminta Jondra untuk bersedia sharing pengalamannya.
Masukan lain disampaikan oleh Ketua Departemen Pemuda dan Kaderisasi, I Kadek Adnyana SS, yang telah membuat sistem pemasaran buah-buahan dan sayur dengan teknologi digital melalui situs pasarbali.id. Adnyana merasa terpanggil untuk membantu pemasaran buah dan sayur produksi petani Bali yang selama ini kalah saing dengan produk dari luar Bali yang membanjiri pasar di Bali.
“Jika Bapak Gubernur berkenan, maka pasarbali.id saya persembahkan untuk dikelola dan menjadi program Pemerintah Provinsi dan kami siap berbagi dan memberikan pendampingan,” ujarnya.
Gubernur Koster merespon positif masukan dari Kadek Adnyana seraya mengatakan bahwa saat ini semua sistem pemasaran sudah seharusnya menggunakan teknologi digital. Gubernur merencanakan untuk mengundang pegiat pasarbali.id untuk membahas program digitalisasi pemasaran buah dan sayur.
Dokter laksmi Duarsa menyarankan pemerintah agar membuat regulasi tentang harga-harga produksi pertanian karena pas saat panen raya, harga jatuh dan produksi dibuang oleh petani (kasus petani membuang tomat di Kecamatan Kintamani karena harga hanya Rp 500 per kilogram).
Ia mengatakan, salah satu cara mengantisipasi melambungnya harga cabai hingga tembus ke harga Rp 95.000 per kilogram akibat hama penyakit tanaman yang menyerang cabai adalah dengan teknologi pembibitan sebagaimana disampaikan Ir. Ketut Darmika dengan biji varian F1 (Fenotive) yakni hasil dari perkawinan cabai laki dan perempuan yang harga biji (bibit) kering nya mencapai 2 juta per kilogram.
Ketua Departemen Humas dan Publikasi Paiketan Krama Bali, Ni Wayan Jero Jemiwi, S.Sos, Cht menyatakan, banyaknya kasus bunuh diri dan kekerasan di dalam rumah tangga adalah akibat depresi di masa pandemi dan kurangnya komunikasi dari hati ke hati antar anggota keluarga.
Jero Jemiwi yang juga alumni Puteri Bali 2003 sejak beberapa tahun lalu telah mengelola program Self Love (Mulat Sarira Movement) Paiketan Krama Bali yang menyasar keluarga-keluarga yang bermasalah.
“Kami dengan para remaja di Self Love ingin menjadikan setiap keluarga itu teguh, kukuh, kuat imun dan imannya,” jelas Jero Jemiwiyang.
Sementara itu, Ketua Ketua Divisi Pawongan Paiketan Krama Bali, I Made Perwira Duta SS CHA, menyampaikan masukan, jika Pemerintah Provinsi Bali ingin mengaktifkan kembali Karang Taruna dan Yowana Bali, pihaknya siap berbagi dengan menghadirkan coach-coach yang berpengalaman di bidangnya masing-masing, baik bidang Agama Hindu, Leadership, Publikasi, Entrepreneurship dan sebagainya.
Perwira Duta menambahkan, Divisi Pawongan Paiketan juga telah sukses mendirikan LBH Paiketan Krama Bali yang siap memberikan advokasi secara hukum dan pendidikan hukum kepada masyarakat khususnya umat Hindu secara sukarela.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Panitia Mahasabha I Paiketan Krama Bali Wayan Jondra dan Ketua Umum Paiketan Krama Bali, Agung Suryawan juga sekaligus mengundang Gubernur Koster untuk hadir memberikan sambutan sekaligus membuka Mahasabha I Paiketan Krama Bali pada Minggu 26 Desember 2021 mendatang. Atas undangan itu, Gubernur Koster menyatakan siap hadir sekaligus membuka Mahasabha I Paiketan yang akan digelar di Gedung Desa Adat Kedonganan. (man/sin)
Tinggalkan Balasan