DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Pemerintah Provinsi  Bali konsisten dan berkomitmen menyelenggarakan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIII Tahun 2021. Pelaksanaan PKB ini merupakan salah satu implementasi visi  Pembangunan Provinsi Bali 2018-2023: Nangun Sat  Kerthi  Loka  Bali, melalui  Pola Pembangunan Semesta  Berencana Menuju Bali Era Baru.

Di tengah  situasi  pandemi global  Covid-19, PKB  dilaksanakan secara  konvensional (luring) dan  daring  dengan  protokol kesehatan (Prokes) yang  ketat  serta  terukur.  Selaras  itu pula,  PKB kali ini mengusung tagar #LuunganMabalihUliJumah dan #NontonPKBdariRumah, dengan harapan  agar  masyarakat Bali  dan  publik  luas  dapat  menyaksikan serta menikmati seluruh rangkaian kegiatan PKB secara virtual (daring). Adapun PKB XLII Tahun 2020 tidak diselenggarakan,  mempertimbangkan  pandemi  Covid-19  tengah   memuncak  dan  kala  itu belum  dapat diperkirakan dampaknya bagi kesehatan masyarakat secara luas.

Gubernur Bali  Wayan Koster mengungkapkan, pelaksanaan PKB  XLIII Tahun 2021  ini merupakan upaya adaptasi kebiasaan baru  untuk  tetap  menjaga produktivitas, kreativitas dan  memberi panggung apresiasi seni  terhadap seniman dan  pelaku seni  di  Bali,  serta memberikan hiburan sehat  dan edukatif bagi  seluruh lapisan masyarakat.

Pada  penyelenggaraan PKB  XLIII  Tahun  2021  mengambil tema  Purna  Jiwa: Prananing Wana  Kerthi  (Jiwa  Paripurna Nafas  Pohon  Kehidupan), bermakna memuliakan pohon/hutan sebagai simfoni harmoni  semesta  raya  menuju kesejahteraan hidup dengan jiwa yang maha sempurna.

Tematik ini  secara visual direpresentasikan melalui ikon  utama pohon Kalpataru yang dapat  dimaknai sebagai nafas kehidupan sekaligus pengetahuan utama yang  mengajarkan manusia tentang sumber pangan, farmakologi, budaya, ekonomi, industri, bahkan juga spiritual. Pohon diyakini adalah saudara tertua  manusia dalam kehidupan di bumi.

Selama sebulan penuh, sedari tanggal 12  Juni hingga 10 Juli 2021, dihadirkan beragam agenda dan aktivitas, meliputi  Peed Aya (Pawai); Rekasadana (Pergelaran); Utsawa  (Parade); Wimbakara (Lomba); Kandarupa (Pameran); Kriyaloka (Lokakarya); Widyatula (Sarasehan); dan Adi Sewaka  Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni).

“Peserta   atau  seniman   yang   berpartisipasi  dalam   PKB,   juga pengunjung, diharapkan displin, tertib,  dan  patuh  dalam  menerapkan protokol kesehatan, agar  tidak  menimbulkan klaster  baru. Saya meminta kerja  sama  semua  pihak  yang  terkait,  terutama  leading  sector Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan didukung Dinas-dinas lainnya agar dapat melaksanakan penyelenggaraan PKB ini dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang direncanakan dan diharapkan,“ demikian  arahan Gubernur  Koster, Sabtu  (05/06)  pada Rapat  Pleno Pemantapan Persiapan Penyelenggaraan PKB  XLIII Tahun 2021 di Gedung Jayasabha.

Baca juga :  Libatkan 18.974 Seniman, PKB 2023 Digelar 18 hingga 16 Juli

Rapat  Pleno  Pemantapan Persiapan Penyelenggaraan PKB XLIII Tahun 2021 dihadiri pula   Wakil Gubernur Bali, Pimpinan DPRD Provinsi Bali, Kapolda  Bali, Pangdam IX/Udayana, Kapolresta Denpasar, Walikota Denpasar, Wakil Bupati Badung, Wakil Bupati Karangasem, Sekda  Kabupaten Tabanan, Sekda  Kabupaten Gianyar, perwakilan Kabupaten Jembrana, Bangli, Buleleng, serta Rektor ISI Denpasar.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Bali menyampaikan kesiapan pihaknya dalam pengamanan  pelaksanaan  PKB XLIII  Tahun 2021, seraya  menekankan  kembali pentingnya disiplin semua pihak dalam mematuhi Protokol Kesehatan pencegahan pandemi Covid-19.

PKB XLIII Tahun 2021 merupakan  wahana dan ruang aktualisasi dalam pemajuan kebudayaan, sebagai  implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali  Nomor 4 Tahun 2020 tentang  Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali yang sekaligus sebagai  ajang  Pemajuan Kebudayaan Nasional selaras dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Berbeda dengan Festival Seni Bali Jani yang mewadahi seluas-luasnya karya visual  modern, kontemporer,  dan  eksperimental, PKB didedikasikan  sebagai   ruang  apresiasi  keberadaan seni-seni  klasik   maupun   tradisional  di  Bali  yang   hingga   kini  terus berkembang  secara dinamis.

Selaras visi Pembangunan Provinsi Bali, PKB memiliki visi dan misi  untuk mewujudkan penyelenggaraan yang  lebih  berkualitas sebagai ajang  kreasi seni  dan  apresiasi budaya yang  kokoh dalam jati diri dengan fungsi pendidikan, ekonomi, dan  kemajuan peradaban yang terbuka, secara lokal, nasional, dan internasional. Sekaligus sebagai wadah pengkajian, penggalian, pelestarian, dan pengembangan seni secara profesional dan berkelanjutan.

Baca juga :  Sambut Pesta Kesenian Bali, Disbud Denpasad Persiapan Sekehe Terbaik

PKB merupakan ikon  festival  seni terbesar  di Provinsi  Bali yang  bersifat  kolosal,  merakyat dan  sekaligus bereputasi di  tingkat  dunia.  Hal  mana  selaras  pernyataan Gubernur Wayan Koster,  bahwa  PKB  sebagai  event  seni  dan  budaya  yang  bernilai  sejarah,  telah  berusia  43 tahun,  serta  menjadi   bagian  dari  memori   kolektif   dan  kebanggaan  krama  Bali,  sekaligus terbukti  mendapat apresiasi tinggi publik  nasional  dan internasional.

Program PK ke-43

Kepala   Dinas   Kebudayaan  Provinsi   Bali   I  Gede   Arya   Sugiartha  menyatakan, konsep adiluhung dalam  tema  PKB  XLIII  Tahun  2021  akan  menjadi  pemantik kreativitas berbasis tradisi  dan memotivasi generasi  Bali  masa  kini  untuk  selalu mencintai kebudayaan leluhur, membangun karakter, jati diri dan kesejahteraan.

Tujuh puluh  tiga mata  acara  akan  dihadirkan selama penyelenggaraan PKB, melibatkan 10.000 seniman dari komunitas dan sekaa  unggulan  seluruh kabupaten/kota  se-Bali, termasuk delegasi  luar negeri. Agenda terdiri dari 43 jenis  Rekasadana (Pergelaran); 3 jenis Utsawa  (Parade); 13  Wimbakara (Lomba); 2 Kandarupa (Pameran); 6 kegiatan Kriyaloka (Lokakarya); dan 6 topik Widyatula (Sarasehan).

“Khusus untuk  program  Widyatula atau  sarasehan, berbeda   dengan  penyelengaraan  PKB tahun-tahun sebelumnya yang  hanya  diadakan satu  kali,  untuk  tahun  2021 diselenggarakan enam kali sarasehan. Semua  tajuk mempresentasikan tema utama PKB ke-43 mengenai upaya menjaga dan merawat lingkungan atau environment agar sustainable atau berkelanjutan,” ungkap  I Gede Arya Sugiartha.

Agenda  Widyatula (sarasehan) ini menghadirkan narasumber-narasumber mumpuni di bidangnya dari  Bali  dan  luar  Bali.  Semisal  Prof.  Dr.  Yasraf  Amir  Piliang,  MA;  Prof.  Dr. I Made  Bandem, MA;  Didik  Nini  Thowok; Dr.  Tisna  Sanjaya  S.Sn,  MA;  Nyoman Erawan; Popo  Danes;  Yori  Antar;  Dr.  Tjok  Istri  Ratna  Cora  Sudharsana, S.Sn.,  M.Si;  Eddy  Hasby, Hasan  Aspahani; dan lain-lain.

Pembukaan PKB  XLIII  Tahun  2021  akan  dilaksanakan secara  langsung (live)  dan virtual, serta  direncanakan dibuka secara virtual  oleh  Presiden RI  Joko  Widodo di  Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya  Provinsi  Bali,  pada  12 Juni  2021,  pukul  11.00-12.30 WITA.  Acara  akan  dimaknai penayangan video  Peed  Aya  (pawai)  “Pratiti  Wana  Kerthi”  dan  Rekasadana (Pergelaran) Sendratari “Wreksa Kastuba” garapan  ISI Denpasar.

Baca juga :  Buka PKB Ke-45, Megawati: Jadikan Ajang Menggali dan Merekonstruksi Tradisi Bali

Masing-masing perwakilan 9 kabupaten/kota se-Bali  akan  unjuk  kepiawaian dan kebolehan membawakan aneka pergelaran seni klasik; gambuh, gambang, wayang wong, gamelan, topeng, wayang  kulit, dan  sebagainya. Mencerminkan keberagaman dan  kekayaan budaya nusantara  dan  negara sahabat, ditampilkan  pula  pertunjukan  seni virtual  dari  Papua; tari tradisi  Paser  dari  Kalimantan Timur;  hingga  tari  klasik  India.  

Seluruh  program dihadirkan secara  konvensional dan daring  melalui  kanal YouTube DISBUD PROV BALI  serta tayangan langsung maupun  siaran  di TVRI  Bali,  Bali  TV,  dan  KOMPAS TV, serta berbagai media sosial  terpilih. Hadirin yang menonton langsung ke lokasi  acara  sangat  terbatas  jumlahnya, hanya para seniman  beserta  rombongan kru dan pelaksana teknis.

Adapun  Bali Kandarupa 2021 merupakan pameran kolosal  pertama seni rupa  klasik,  tradisi, berikut  capaian  turunannya, dalam  sejarah  PKB.  Meneguhkan tema PKB XLIII  Tahun  2 021, pameran  Bali  Kandarupa  (Imaji, Memori,  dan  Tradisi) mengusung tajuk  “Wana Jnana” dengan  sub bahasan  Wanda, Rimba, dan Spiritualitas.

Bali  Kandarupa diselenggarakan di tiga  lokasi terpilih, Museum Puri  Lukisan, Museum ARMA, dan Gedung Kriya Werdhi Budaya Bali, menghadirkan 113 karya-karya perupa Bali lintas   generasi, dari  ragam dua  dimensi (seni   lukis) hingga tiga  dimensi (topeng dan patung), merangkum berbagai gaya  atau stilistik klasik dan tradisi Bali:  Kamasan, Batuan, Ubud, Padangtegal, Pengosekan, Keliki, Nagasepaha, Mas,  Nyuh  Kuning, Kerambitan, Buleleng, dan sebagainya.

Sebagaimana  pelaksanaan  PKB   tahun-tahun  sebelumnya,  kali  ini  tetap dihadirkan  pula parade  Gong  Kebyar  Dewasa, Gong  Kebyar  Anak-anak, dan  Gong  Kebyar  Wanita.  Tidak ketinggalan Wimbakara (Lomba) Gender  Wayang  Anak-anak, Baleganjur Remaja,  Taman Penasar, Tari  Barong  Ket,  Desain  dan  Peragaan Busana,  Pidarta  Basa  Bali,  Lukis  Wayang Klasik,  Menulis  Artikel/Opini, Karya Tulis Berita Kisah,  Lomba  Foto, dan lain-lain. (*/sin)