Ramai Herkules Bali, Ketut Leo Tegur dan Minta Klarifikasi Franky
DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Perseteruan yang terjadi antara Ketua Tim Hercules Bali, Franky Hercules dan penggagas Ksatria Relawan Keris, Ketut Putra Ismaya Jaya telah menarik perhatian publik. Berita perseteruan keduanya beredar luas, viral dan heboh di media sosial.
Terkait kondisi ini, khawatir situasi semakin memanas dan membuat masyarakat semakin resah, tokoh sekaligus pengusaha asal Nusa Penida, Klungkung, Ketut Leo yang memang memiliki jaringan luas hingga Jakarta, mengambil inisiatif untuk meredam situasi.
“Mendengar berita heboh meresahkan di media tentang Tim Hercules ingin merongrong Bali, saya menelpon Bang Hercules dan Ketua Dewan Pembina Tim Hercules, Niko Kili Kili dan juga menelpon yang bersangkutan yang lagi viral di sosial media, Franky Hercules,” kata Ketut Leo, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/6).
Ketut Leo mengatakan dirinya sempat memarahinya Franky lantaran akan membuat ormas di Bali, namun Franky mengklarifikasi bahwa dirinya tidak membuat ormas tetapi membuat tim untuk salurkan bantuan sembako kepada masyarakat yang lagi mengalami krisis pangan karena dampak Virus Corona.
Dari komunikasi telepon tersebut, terang Ketut Leo, Franky mengaku tidak ada niatan untuk berbuat onar. Ia mengaku menghormati dan mencintai pulau Bali, termasuk menghormati masyarakat Bali, bahkan Franky, katanya, juga menuturkan bahwa dia memiliki banyak saudara di Bali.
Fangky, sambungnya, juga mengatakan kalau selama ini dia selalu siaga membantu masyarakat Bali yang ada masalah di luar Bali karena menyadari kalau Tim Hercules dan warga Bali sama-sama minoritas yang harus kompak dan waspada terhadap kelompok radikal yang ingin mengecilkan kita.
“Ayo kita sama-sama memelihara ketentraman masyarakat hidup berlandaskan aturan hukum sesuai yang diinstruksikan oleh pemerintah dan aparat hukum,” ajaknya.
Ia pun mengingatkan agar masyarakat tidak mengkhawatirkan hal-hal yang tidak-tidak karena negara kita memiliki aparat hukum yang akan menindak siapapun yang melakukan pelanggaran hukum.
“Jangan pernah takutkan yang aneh-aneh karna Bali ini dikuasai dan dilindungi oleh negara kesatuan Republik Indonesia dan khususnya Bali dikuasai oleh adat yang menjadi kearifan lokal kita di Bali. Bali juga punya Kulkul Bulus dari Adat Bali saat situasi dalam keadaan tidak bisa di toleransi. Masak takut Bali ini dikuasai preman ya gak lah dan tidak akan mungkin terjadi karena ada hukum negara dan ada undang undang Jadi jangan berhalusinasi yang aneh-aneh,” tandasnya. (DK)
Tinggalkan Balasan