DIKSIMERDEKA.COM, KLUNGKUNG, BALI – Ketut Leo, suami dari Ni Luh Kadek Yustiawati, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali, akhirnya angkat bicara terkait status media sosial Facebook (FB) yang memposting tulisan negatif tentang istrinya beberapa waktu lalu. Ketut Leo yang selama ini enggan menanggapi postingan FB tersebut tampaknya kini sudah lewat ambang kesabarannya.

Namun yang mengejutkan, bukannya menampik postingan yang menghujat istrinya itu, Ketut Lea justru membenarkan isi postingan akun FB atas nama Gede Jimba dan Sekar Jepun itu. Alih-alih marah kepada si pemilik akun yang telah mengungkap keburukan istrinya itu, Ketut Leo justru akan menceraikan istrinya lantaran merasa sudah tidak tahan lagi dengan perilakunya.

“Semua nya benar (postingan FB Gede Jimba dan Sekar Jepun, red) saya tidak tersinggung mereka berkata seperti itu karena memang seperti itulah sifat buruk istri saya beserta keluarga nya,” ujarnya saat ditemui di rumah kediamannya di Nusa Penida (Jumat, 13/12), beserta seluruh krama masyarakat Sental Kangin beserta para relawan perjuangannya di seluruh Nusa Penida.

“Dulu kami sering juga ribut karena melihatnya tidak ramah dengan masyarakat yang datang main kerumah minta tolong, sampai membuat saya malu dengan para tamu, dan saat saya calonkan (Caleg DPRD Provinsi Bali, red) karena butuh dia baru pura-pura baik, dan sekarang setelah saya mampu memberinya suara hingga terpilih jadi dewan, sifat buruk nya keluar lagi,” paparnya.

Ni Luh Kadek Yustiawati, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali.

Lebih lanjut, Ketut Leo mengungkapkan keputusannya memuncak untuk menceraikan istrinya itu lantaran sudah 5 bulan ini tidak pernah pulang ke rumahnya dan tidak pernah melakukan kewajiban nya sebagai seorang istri. Terlebih yang membuatnya semakin marah dan tersinggung, ia mengatakan istrinya sengaja hanya datang kerumah saat ia tidak ada di rumah dengan tujuan untuk mengambil sesuatu di rumahnya.

Baca juga :  Ramai Herkules Bali, Ketut Leo Tegur dan Minta Klarifikasi Franky

“Dia datang kerumah saya pun pasti menunggu saat saya tidak ada di rumah. Dia bersekongkol dengan pembantu saya yang bernama Agus yang kerap dihubungi nya digunakan nya sebagai mata matanya dirumah saya. Dia datang hanya sejam dua jam untuk mengambil kekayaan suami dan membawanya kerumah orang tuanya, dan dari sini saya sudah putuskan mulai hari ini saya menyatakan saya sudah melepasnya dari statusnya sebagai istri saya,” ujarnya geram.

Padahal, Ketut Leo mengungkapkan selama ini ia telah memberikan banyak hal dan banyak berkorban untuk istrinya itu. Semua keinginan istrinya, katanya, selalu dipenuhi bahkan ia rela sekalipun harus berhutang. Bahkan bukan hanya kebutuhan sang istri, kebutuhan orang tuanya pun ia berikan.

Dan, termasuk keberhasilan istrinya menjadi anggota DPRD Provinsi Bali tidak juga tidak lain, katanya, adalah berkat kontribusi dan perjuangan darinya, baik membiayai kebutuhan kampanye maupun mencarikan dukungan partai dan dukungan suara masyarakat.

“Walaupun saat ini saya tidak mau bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya (Kadek Dwi Yustiawati, red)  saya akan tetap mencicil membayar semua janji-janji saya yang saya ucapkan di masa kampanye dulu. Sampai detik ini pun saya masih terus mencicil semua janji-janji itu, walaupun istri saya sudah bukan sebagai istri saya lagi,” tegasnya.

Tidak hanya akan menceraikannya, klimaks dari kekesalannya itu, Ketut Leo juga melaporkan Kadek Dwi Yustiawati ke Polisi dan ke Partai (PDIP). “Karena kesabaran saya sudah habis saya pun sudah melapor ke polisi atas perbuatan nya yang menelantarkan rumah tangga dan menelantarkan suami dan membawa barang barang suami, dan saya juga sudah siapkan surat yang saya tujukan untuk DPP PDIP, dan DPD PDIP dan DPC PDIP, untuk dapat dijadikan dasar kajian untuk mencegah hancurnya nama partai karena ulah wanita yang telah menjadi contoh buruk bagi generasi bangsa,” ketusnya.

Baca juga :  Made Satria Pejuang Kemandirian Desa Adat

“Pejabat itu publik figur, yang dilakukan nya akan menjadi contoh, jangan sampai masyarakat diberi contoh kelakuan semacam ini, menelantarkan rumah tangga, menterlantarkan suami, melanggar sesana aturan, red) sebagai istri, masak menikah sama suami hanya harta dan namanya saja yang dimanfaatkan untuk meraih cita-citanya menjadi orang besar tapi kewajibannya tidak mau dilakukan,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Ketut Leo juga sempat menceritakan kisah perkenalannya hingga menikah dengan Kadek Dwi. Awal pertemuan mereka, tutur Ketut Leo, Kadek Dwi adalah seorang pegawai sales promotion girl (SPG) mobil Nadia Auto Graha di Mall Bali Galeria (MBG). Melihat keadaan nya yang saat itu mencari uang sekolah sendiri tanpa bantuan orang tua dengan bekerja sebagai SPG, membuat Ketut Leo merasa iba.

“Melihat keadaan nya begitu saya kasihan sama dia dan mulai menyuruh nya tidak lagi bekerja dan memintanya fokus sekolah dan saya yang membantunya biaya sekolah, dan membantu pengobatan kaki nya yang cacat karena pernah mengalami cedera patah tulang karena tabrakan sehingga di kakinya tertanam besi yang terkadang membuat nya kaget-kaget kesetrum saat musim hujan di kalau ada suara petir,” tuturnya.

“Setelah sembuh saya bantu dia panggilkan dosen untuk membantunya menyusun skripsi supaya dia cepat wisuda, dan setelah itu kami pun menikah, setelah menikah saya pun mulai memberikannya barang-barang mahal seperti tas, perhiasan emas dan berlian yang super besar besar bermerek berkelas seperti fellies  untuk memberikannya perhiasan dan aksesoris aja saya keluarkan uang sebesar 25 miliar karena berlian besar-besar.”

Baca juga :  Ramai Herkules Bali, Ketut Leo Tegur dan Minta Klarifikasi Franky

“Dan bukan hanya dia yang saya bantu saya pun kerap membantu keluarga nya, kakak dan adik dan bapak nya, melihat bapak nya udah tua dan kemana-mana bawa motor karena saya lihat berbahaya saya pun langsung belikan bapak nya mobil buat mereka bisa gunakan sebagai operasional dan saya benar benar mempermak mereka dari nol terlebih lagi istri saya itu dia ibarat orang yang buta baru tumben bisa melihat,” kisahnya.

Bahkan menurutnya, bukan hanya uang yang tidak terhitung banyak nya yang sudah ia keluarkan untuk sang istri, meski sampai berani berhutang sana-sini dan sampai berani menderita di kejar hutang semata-mata agar dapat memenuhi keinginan istrinya.

“Saya kurang baik apa coba, kurang apa saya selama ini, kurang berkorban apa saya selama ini untuk wanita itu dan keluarganya. Mungkin di muka bumi ini tidak banyak laki-laki yang bisa dan berani berkorban seperti pengorbanan saya pada istri. Pada intinya saya memutuskan untuk menceraikannya karena orang itu sulit dididik untuk bisa menjadi orang benar, sulit dididik untuk berjiwa tulus mencintai sesama dan sulit dididik menghargai sesama nya,” tandasnya.

Sementara itu, Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati, dikutip dari laman Radar Bali, dikonfirmasi terpisah, ia mengatakan bahwa ia dengan sang suami sejauh biasa saja. Hanya saja memang untuk saat ini memang ia berada di rumah orang tua.

“Saya loh menjalankan tugas dengan baik. Ya suami saya mungkin lagi emosi,” ujar Kadek Dwi sembari beralsan dirinya sedang bersiap-siap melakukan kunjungan kerja ke luar daerah. (Ad)