Lebih 3 Bulan Ngayah, Pecalang di Badung Berharap Perhatian Pemkab
DIKSIMERDEKA.COM, BADUNG, BALI – Ketua Pecalang Desa Adat Dalung, Kabupaten Badung, I Kadek Agus Kusuma Negara mulai angkat bicara. Mengaku sudah ngayah 3 bulan sementara dikatakan kondisi sekarang sudah serba kekurangan. Belum lagi disampaikan, sebagian personil yang ada tidak bekerja saat pandemi Covid-19.
“Kami bukan meminta-minta namun kami juga punya keluarga. Arahan ngayah memang ditekankan sebagai Krama Desa Adat. Dalam hal ini selebihnya adalah kepekaan, kepedulian dan perhatian dari pemimpin yang kami harapkan, terutama pemerintah kabupaten (Pemkab),” kata Agus, Minggu (7/6)
Agus mengungkap selama ini untuk dana oprasional diakui selain uang kantong pribadi juga dibantu dari dana desa adat dalam bentuk komsumsi sebatas minuman kopi dan nasi bungkus. Sedangkan untuk bantuan dari pemerintah kabupaten dikatakan sampai hari ini belum ada.
“Selama ini hanya dari desa adat berdasarkan arahan Pergub yang Rp 150 juta itu saja. Dan sudah habis dibagi semua banjar adat, dipakai untuk disinfektan, dibagikan sembako dan untuk upacara yadnya keagamaan. Sampai hari ini dana desa adat sudah menipis. Kita lebih banyak oprasional kegiatan swadaya. Kalau dana dari kabupaten belum ada, kita pasrah,” imbuhnya.
Agus berharap Pecalang sebagai garda terdepan agar diperhatikan kesehatannya. Seperti alat pelindung diri (APD) supaya bisa disiapkan. Begitu juga sampai saat ini personil Pecalang belum ada di rapid test apalagi di Test Swab. Sementara berbulan-bulan bertugas di lapangan dikatakan siapa berani menjamin kesehatannya terjaga terus.
“Kalau ini dibicarakan miris memang. Sebagai Pecalang terkesan dikesampingkan, sementara harus bertugas menjaga pelemahan demi nusa dan bangsa. Paling tidak pemerintah ada sedikit perhatian berempati. Kita tidak tahu kapan berakhir wabah ini,” ungkap Agus.
Keadaan senada juga disampaikan Bendesa Adat Tuban, I Wayan Mendra mengaku sudah mulai melaksanakan kegiatan penanggulangan Covid-19 tanggal 16 Maret 2020. Dikatakan selama ini personil pecalang oprasional kegiatan diupayakan secara swadaya alias mandiri.
“Desa Adat Tuban ada 100 personil Pecalang. Selama ini kita upayakan secara swadaya untuk oprasional. Tapi sekarang dana desa adat bukan tipis lagi tapi sudah habis. Kita tidak tahu kapan bencana ini berakhir. Disinilah pentingnya peran pemerintah lantaran bencana ini kan bencana negara bukan bencana milik desa adat saja,” terang Wayan Mendra. (Wan)
Tinggalkan Balasan