DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR-BALI – Masalah abrasi sungai dan pantai serta banjir yang dialami oleh Kota Negara selama bertahun-tahun menjadi perhatian khusus dari anggota DPRD Provinsi Bali tahun 2019-2024 dapil Kabupaten Jembrana, IGA Diah Werdhi Srikandi WS. Alasan itu pulalah salah satunya yang memotivasinya untuk memilih agar ditugaskan di komisi 3, agar dapat langsung membidangi masalah tersebut.

Ia mengatakan selama ini telah berupaya untuk mengentaskan masalah itu. Sejak dilantik sebagai PAW (Pergantian Antar Waktu) anggota DPRD Provinsi Bali pada tahun 2016, ia telah konsen untuk mengawal pembenahan-pembenahan masalah abrasi dan tanggul sungai yang jebol.

Namun menurutnya, meskipun masalah ini sudah berlangsung bertahun-tahun, ia mengatakan penanganannya memang tidak bisa cepat lantaran ranah kewenangan penyelesaian masalah tersebut ada di pemerintah pusat.

Baca juga : Pemilihan Perbekel, Made Suwirya: Bangun Pemerintahan Desa yang Transparan dan Akuntabel

“Masalah abrasi ini sudah bertahun-tahun terjadi di Negara, namun memang kita di daerah tidak dapat berbuat banyak karena ranah penanganannya ada pada Pemerintah Pusat. Namun kita sudah perjuangkan aspirasi masyarakat Jembrana tentang sandaran tepian sungai yang jebol,” paparnya saat ditemui awak Media Diksi Merdeka di Kantor DPRD Provinsi Bali, seusai PDIP menggelar rapat Fraksi pembahasan komisi, Selasa (3/9).

Baca juga :  APBD Semesta Berencana Bali 2020, Wagub Cok Ace Sampaikan Jawaban Atas Pandangan Umum Fraksi

Selama ini, papar srikandi yang juga mantan Rektor Universitas Mahendradatta itu lebih lanjut, setidaknya ia sudah mengawal dan memperjuangkan tiga aspirasi perbaikan sandaran sungai yang jebol ke pusat dan sudah mendapat bantuan.

“Ada tiga lokasi, Samlong, Sangkar Agung yang dulu hampir runtuh, berhasil kita kawal sampai perbaikan. Dan juga Yeh Embang Kangin, saat saya dilantik PAW tahun 2016, dan 2017 bantuannya turun,” ungkapnya.

Untuk selanjutnya, terangnya lebih lanjut, yang akan diperbaiki yakni yang di Sungai Kuning, yang saat ini tengah menunggu anggaran pusat. Usulan perbaikannya, katanya, sudah disampaikan oleh masyarakat ke Balai Wilayah Sungai (BWS) yang memiliki kewenangan pengerjaannya pada 2018 lalu.

Baca juga :  DPRD Bali Setujui Perubahan APBD Semesta Berencana Tahun Anggaran 2021

“Selanjutnya yang perlu perbaikan yakni Yeh Kuning, kemudian di Mendoyo Dauh Tukad itu pelurusan sungai kemudian ada lagi di Subak Mertasari. BWS itu mitra dari komisi 3, saya sudah kirim surat ke BWS, prosedurnya kan masyarakat menyampaikan usulan ke BWS dan saya kawal itu,” tegasnya.

Baca juga : Pasca Dilantik, Nyoman Oka Antara Syukuran Bersama Tim dan Napak Tilas

“Sekarang setelah saya dilantik saya akan follow up lagi itu. Karena ini sudah dari tahun 2018, saya akan dikomunikasikan itu ke Kepala Balai (BWS, red). Karena terkait dengan anggaran belum ada anggaran. Oleh karena itu saya pilih di komisi 3 lagi agar bisa memfollow up itu,” imbuhnya.

Selain masalah tersebut, adik dari Anggota DPD RI dapil Bali, Arya Wedakarna ini juga mengatakan bahwa dirinya juga akan banyak perhatian pada penanganan masalah kekeringan dan pengembangan pariwisata yang terjadi di Jembrana.

Baca juga :  Pemprov dan DPRD Bali segera Terbitkan Tiga Perda Baru: Kesehatan, Pariwisata dan Kebudayan

“Untuk yang kekeringan ini tengah saya konsultasikan karena itu biayanya akan banyak sekali, juga untuk daerah-daerah yang sulit air, kita akan perjuangkan dan itu masuk program saya juga,” ujar srikandi kelahiran 1982 silam ini.

Baca juga : Resmi Dilantik, Wayan Kariarta: Kita Akan Fokus Pada Pemerataan Pembangunan

Sementata terkait pariwisata, ia berencana akan mengajak Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) untuk melakukan penjajakan melihat potensi destinasi wisata Jembrana yang bisa dikembangkan. Untuk saat ini, ia mengatakan setidaknya ada tiga destinasi pariwisata yang bisa lebih dikembangkan lagi, yakni Puncak JR, Batu Belah Dewasana yakni destinasi air terjun.

“Nanti saya akan mengajak Forkom Dewi kesana untuk melakukan penjajakan apa yang kira-kira bisa dikembangkan. Ada juga kita punya di Jembrana, Kebun Tani Suka Damai yang ada di Pekutatan itu pertanian yang bagus sekali bisa dijadikan pariwisata,” tutupnya. (Adhy)