DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan bahwa Bali tidak membutuhkan preman berbaju organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang dapat mereshkan masyarakat.

Hal tersebut ia sampaikan ditengah saat meresmikan Bale Paruman Adhyaksa dan Bale Restorative Justice di Badung, Kamis (8/5/2025).

Baca juga :  Awal Mei, Pemprov Bali Akan Salurkan Bantuan Kepada Masyarakat Kurang Mampu Terdampak Covid-19

Di hadapan Kajati Bali, Bupati, dan para tokoh adat, Koster menggarisbawahi urgensi mengembalikan kekuatan penyelesaian masalah ke akar budaya yaitu Desa Adat.

“Bentuknya Ormas, tapi kelakuannya preman. Ini tidak bisa dibiarkan,” tegas Koster dengan nada serius.

Baca juga :  Lindungi UMKM, Koster Akan Kendalikan Pertumbuhan Toko Modern Berjejaring

Gubernur Koster mengatakan Sipandu Beradat, sistem keamanan terpadu desa adat yang melibatkan Pecalang, menurutnya telah kuat sehingga Bali tak butuh Ormas tambahan yang kerap membawa agenda tersembunyi.

Sebelumnya masyarakat Bali sempat diresahkan dengan kehadiran sejumlah ormas yang erat kaitannya dengan praktik premanisme.

Baca juga :  Gubernur Koster Buka "Bali and Beyond Travel Fair" 2023

Kehadiran preman berbaju ormas ini dinilai dapat mengancam keamanan dan ketertiban pulau Bali sebagai pusat pariwisata dunia.

Editor: Agus Pebriana