DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Penanganan masalah sampah dan kemacetan akan menjadi fokus utama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara – Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) di periode kedua kepemimpinannya.

Hal itu diungkapkannya saat penetapan dirinya dan Kade Agus Arya Wibawa sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Denpasar, di Hotel Prime Plaza Sanur, Kamis (9/1/25).

“Kami menyadari, Denpasar masalah urgensinya sekarang itu masalah sampah dan kemacetan. Kami akan fokus menyelesaikan permasalahan ini,” ungkap Jaya Negara dalam sambutannya.

Baca juga :  Jaya Negara Buka Gelaran Mai Melali Festival ke-7

Untuk menyelesaikan masalah sampah, Jaya Negara mengatakan insinerator menjadi alat yang dibutuhkan. “Satu-satunya cara untuk menangani sampah di Denpasar itu harus ada insinerator, menyelesaikan permasalahan waste to energy,” ujarnya.

“Karena RDF itu tidak memberikan solusi, masih ada sisa sampah. Sedangkan, kalau dibawa keluar, RDF itu biayanya cukup tinggi,” sambung dia.

Sementara itu terkait masalah macet, sambung Jaya Negara, pihaknya menyoroti pentingnya sinergitas dalam membangun solusi berkelanjutan.

Baca juga :  Rumah KaKek Siap Gelar Festival Kebangsaan 2024

“Kalau kemacetan itu kan yang pertama ada koordinasi dengan pusat, dengan Provinsi, dengan kota. Kita harus membangun sinergitas,” katanya.

Ia juga menyoroti rencana pembangunan tol Gilimanuk yang dinilai dapat menambah beban kemacetan di kawasan tersebut jika tidak dirancang dengan baik.

“Kalau misalkan Tol Gilimanuk itu dibuat tanpa ada tembus langsung ke Ida Bagus Mantra, ya akan menjadi masalah lagi di Gatot Subroto-nya, akan menambah beban baru,” tambahnya.

Baca juga :  Bukan Unjuk Rasa, May Day Akan Dilakukan dengan Pesta Budaya di Denpasar

Ia mengusulkan, apabila Tol Gilimanuk nantinya dibangun maka diperlukan akses langsung menuju Jalan Bypass Ida Bagus Mantra dan diperlukan adanya pengalihan jalur truk pengangkut barang lintas pulau melalui transportasi laut untuk mengurangi kepadatan kendaraan.

“Karena di Denpasar sudah tidak bisa lagi menambah beban jalan baru. Satu-satunya jalan dengan mengurangi jumlah kendaraan yang masuk di Kota Denpasar,” tutupnya.

Reporter: Komang Ari
Editor: Wayan Agus