DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Rektor ITB STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan menerima audiensi Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Denpasar, Kamis (25/07/2024). Dalam kesempatan itu HMI menyoroti tingkat partisipasi kasar perguruan tinggi (APK PT) yang masih rendah di Indonesia.

Adapun pengurus HMI yang hadir dalam kesempatan itu, Ketua Umum HMI Denpasar Zidni Ferdinand Yusuf, PTKP HMI Denpasar Haris Afrizal, PA HMI Denpasad Indrawansyah.

Sementara dari pihak rektorat diwakili oleh Rektor ITB STIKOM Bali, Direktur Kerjasama, Pemasaran, Humas, Dra. Ni Made Astiti, Koordinator Bagian Kemahasiswaan I Gusti Ngurah Wikranta Arsa, Pembina UKM MCOS, Edwar dan perwakilan PT MBC Kusnandar.

Zidni Ferdinand Yusuf mengatakan, tujuan audiensi dari HMI Cabang Denpasar ini selain untuk bersilaturahmi, juga berkolaborasi untuk saling bersinergi dan menguatkan satu sama lain.

Baca juga :  Angkatan Pertama Magister Komputer ITB STIKOM Bali Lulus dalam 1,5 Tahun

“Sebagai kader HMI yang berlandaskan insan akademis, kami datang berkunjung ke kampus-kampus untuk melakukan silaturahmi dan mempererat hubungan antara kader HMI dengan kampus di sekitarnya,” ungkap Zidni

Dalam kesempatan itu, HMI menyoroti adanya stagnansi tingkat Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi di kalangan masyarakat Indonesia yang masih rendah.

Menurut mereka hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor ekonomi serta lemahnya dorongan keluarga.

Sesuai data BPS 2023, kata Zidni, APK PT Indonesia hanya 31,45. Sedangkan APK PT di Bali sebesar 36,46 walaupun lebih tinggi dari APK PT Indonesia, namun angka itu tidak cukup untuk menggambarkan kemajuan masyarakat.

Baca juga :  ITB STIKOM Bali Gelar Pra GMTI Secara Drive Thru

Ya, jadi kami melihat adanya stagnansi Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Tinggi, banyak lulus SMA sederajat memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yakni perkuliahan,” terangnya.

Rektor ITB STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan merespon hal tersebut dengan beberapa program beasiswa yang ditawarkan untuk mengatasi kesenjangan ekonomi tersebut salah satunya dengan beasiswa.

“Tentu kami juga tidak akan menutup mata dan membiarkan hal tersebut terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, terutama Bali. Kami, kampus ITB STIKOM Bali sangat terbuka. Kami juga memiliki beasiswa, tinggal pilih,” terangnya.

Dadang Herman berharap, dengan adanya audiensi ini semua pihak dapat bekerjasama turun ke kalangan masyarakat untuk melakukan pengkajian lebih lanjut terkait stagnannya Angka Partisipasi Kasar (APK) tersebut.

Baca juga :  LPK Darma STIKOM Bali Lepas 66 Peserta Magang ke Jepang, Penghasilan Rp 25 Juta per Bulan

Dadang Hermawan juga membeberkan beberapa program ITB STIKOM Bali yang sudah diupayakan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat Bali, salah satunya dengan program “Kuliah Sambil Bekerja di Jepang”.

“Kami melihat bahwa begitu banyak peminat beasiswa kuliah, namun disisi lain beasiswa juga terbatas. Karenanya ITB STIKOM Bali hadir menawarkan program kuliah sambil bekerja di Jepang, dengan skema beasiswa berbasis dana talangan, dimana penerima beasiswa berkomitmen untuk bekerja di Jepang. Nah nanti untuk pembayaran kembali bisa dengan upah yang diterima oleh penerima beasiswa tersebut,” tutupnya.

Editor: Agus Pebriana