DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Berawal dari kehadiran Tim Hercules Bali dipimpin Franky Hercules di rumah Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Badung, Wayan Suyasa pada Rabu (10/6) dalam rangka temu kangen sekaligus mendaulat Wayan Suyasa sebagai penasihat Tim Hercules Bali, beritanya lantas viral dan menuai kontra dari netizen di media sosial, hingga berujung pada perseteruannya dengan pendiri Relawan Ksatria Keris, Ketut Putra Ismaya Jaya.

Kejadian tersebut membuat Fanky dan Tim Hercules Bali menjadi sorotan. Netizen mencercanya, dan gerak-geriknya yang dianggap akan mendirikan Ormas (Organisasi Massa) di Bali mendapat penolakan dari berbagai pihak. Mengingat Polda Bali juga melarang adanya Ormas bernuansa premanisme di Bali, bahkan sempat minta agar pemerintah bekukan tiga Ormas yang sebelumnya telah ada di Bali.

Terkait hal tersebut, dihubungi melalui sambungan telepon Franky Hercules, Ketua Tim Hercules Bali menjelaskan bahwa pihaknya tidak hendak membuat Ormas. Ia mengatakan Tim Hercules hanyalah tim relawan untuk menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan akibat dampak Pandemi Covid-19.

“Sebenarnya, Hercules Bali ini dibentuk bukan sebagai ormas baru. Ini adalah tim yang bertanggung jawab menyalurkan sumbangan kemanusiaan berupa bantuan pangan karena saat ini banyak masyarakat Bali susah di tengah situasi Covid-19,” kata Franky Hercules, menyampaikan klarifikasi.

Dia melanjutkan, pihaknya sama sekali tidak bermaksud membuat ormas baru, karena jelas-jelas Kapolda Bali sudah menegaskan untuk membubarkan ormas yang ada. “Masa Kapolda Bali sudah tegas instruksi bubarkan ormas, kok saya malah mau bikin ormas, kan keliru,” ujarnya, menegaskan.

Franky Hercules menyitir pepatah, ‘di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung’. Pepatah inilah yang selalu dipegang teguh keluarga besarnya yang sudah turun-temurun tinggal di Bali, sehingga selama ini dapat hidup rukun dengan warga lain dari berbagai suku dan etnis.

Bahkan, Franky Hercules menekankan keluarga besarnya selama ini sangat menghormati adat istiadat warga Bali dan telah terjalin persaudaraan yang baik sejak dahulu kala. Jalinan persaudaraan ini membuat keluarga besar Franky Hercules tidak segan turun tangan dan membantu ketika ada warga Bali tertimpa masalah di luar daerah.

“Saya sampai dibilang orang sombong karena menyebutkan banyak berbuat untuk warga Bali di luar daerah. Tidak demikian, saya selama ini tidak mau koar-koar saja. Karena bagi kami, falsafah yang kami pegang adalah: ‘tidak harus sekandung untuk menjadi saudara, banyak saudara banyak rezeki’. Inilah yang kami pegang sampai kapanpun,” kata Franky Hercules, menandaskan.