Pesantren Diliburkan, Santri Bali Dipulangkan: Demi Kenyamanan, Protokoler Pemeriksaan Dijalankan
DIKSIMERDEKA.COM, BADUNG, BALI – Petugas otoritas perhubungan di Terminal Tipe A, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali bersama tim gabungan Satgas Penanggulangan wabah Virus Corona Disease (Covid-19) gugus tugas Kabupaten Badung dan Kota Denpasar memeriksa santri-santri asal Bali yang pulang dari Situbondo, Jawa Timur.
Total ada 7 bus yang mengangkut sebanyak 349 orang santri. Dua setengah bus diisi santri asal Denpasar dan empat setengah bus lagi santri asal Kabupaten Badung, dengan jumlah masing-masing, Badung 211 orang dan Denpasar 138 orang.
Santri-santri asal Bali ini terpaksa pulang karena pesantren (sekolah) tempat mereka belajar diliburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan, sebagai bagian dari upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan.
Kepala Seksi Sarana Prasarana Transportasi Jalan, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XII Bali-Nusa Tenggara Barat (NTB), Boy Nurdin, SE., menerangkan kepulangan santri-santri ini sudah dikoordinasikan sebelumnya dengan satgas di wilayah masing-masing.
Pada kesempatan itu, Boy Nurdin menegaskan bahwa kedatangan santri-santri tersebut bukan untuk berlibur ke Bali, melainkan mereka adalah warga asal Bali yang harus pulang karena pesantren tempat mereka belajar telah diliburkan.
“Hari ini ada kepulangan santri-santri (siswa-siswi, red) dari tempat pesantren (sekolah, red) mereka di Jawa. Mereka ini warga asal Kabupaten Badung dan Kota Denpasar,” ungkapnya saat ditemui di Terminal Mengwi, Jumat (3/4).
“Kepulangan mereka ini karena tempat mereka belajar terpaksa diliburkan, sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan, maka mau gak mau mereka harus pulang,” paparnya.
“Jadi saya ingin menekankan ini, biar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat. Mengingat pemerintah Provinsi Bali juga telah telah menginstruksikan penutupan objek-objek wisata, sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 di Bali,” tegasnya.
Lebih lanjut Boy menerangkan, meskipun sebelum keberangkatan mereka telah dicek kesehatan, diperiksa suhu tubuhnya, serta disemprot dengan cairan desinfektan, baik badan maupun barang-barang bawaannya, namun setibanya di Terminal mereka kembali diperiksa.
“Meskipun di sana sudah diperiksa, tapi sesuai SOP (prosedur standar operasi) di sini kita lakukan re-cek (pemeriksaan ulang). Kita sudah siapkan tim kesehatan. Begitu sampai mereka disemprot desinfektanisasi (pembasmi virus) termasuk barang-barang bawaannya, lalu di periksa suhu tubuh dan kondisi kesehatannya,” terangnya.
“Intinya ini semua kita lakukan guna memberikan rasa nyaman, baik bagi para santri maupun keluarganya, dan masyarakat Bali secara keseluruhan dan agar tidak ada kesalahpahaman,” tandasnya.
Sementara itu, Komandan Satuan Tugas Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Bali Peduli Bali Covid-19 menerangkan santri ini adalah anak-anak Bali yang bersekolah di Jawa. Berdasarkan kebijakan dari Pemerintah Jawa Timur meminta agar pesantren segera meliburkan santrinya.
Terkait kondisi wabah Covid-19 ini, Pemerintah Jawa Timur meminta pesantren segera mengosongkan pondok pesantren, para santri yang harusnya libur sekitar 2 atau 3 minggu lagi akhirnya dipercepat saat ini, guna meminimalisir potensi penyebaran Covid-19.
“Kami (NU, red) ini selaku perwakilan ayah-ayah mereka, melakukan sesuai dengan protap atau protokol yang disampaikan oleh Pemerintah Provinsi Bali. Yaitu, pertama diberangkatkan dalam keadaan sehat, sampai di sini diperiksa lagi dipastikan dalam keadaan sehat juga,” paparnya.
Pasca kepulangan mereka ini, Eki mengatakan pihak NU juga akan ikut memantau kondisi para santri minimal selama 14 hari kedepan. “Pasca ini, kami (NU) juga akan ikut memantau keadaan para santri 14 hari kedepan. Artinya, meskipun mereka ini statusnya bukan orang dalam pemantauan tapi kami akan tetap memantau membantu tugas BPBD memastikan keadaanya,” tandasnya. (Adhy)
Tinggalkan Balasan