Pemprov Bali Targetkan 2020 Kebijakan Energi Bersih dan Terbarukan Dapat Berjalan
DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Gubernur Bali Wayan Koster menargetkan di tahun 2020 ini semua kebijakan tentang energi bersih dan terbarukan di Bali sudah dapat berjalan. Ia mengatakan saat ini pihaknya tengah ‘mengodok’ Standard Operational Procedure (SOP) agar mulai dari rumah tangga hingga industri nantinya dapat mengaplikasikan teknologi green energy ini.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Koster saat menerima kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energy Nasional, Djoko Siswanto di Jayasabha, Denpasar pada Jumat (21/2) pagi.
“Kebijakan energi Provinsi Bali mengarah kepada penggunaan Energi bersih, terbarukan serta penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai. Tahun ini kita targetkan semua kebijakan tentang energi ini sudah bisa berjalan di Bali. Baru Bali yang punya kebijakan seperti ini di Indonesia,” ungkapnya.
“Saat ini kita sedang siapkan SOP-nya sehingga mulai dari rumah tangga, hotel hingga tempat umum bisa mengaplikasikan. Rumah hingga hotel kita arahkan untuk memasang solar cell. Akan segera kami sosialisasikan,” ujarnya.
Selain solar cell satu lagi teknologi green energy yang akan diaplikasikan di Bali adalah kendaraan listrik. Kendaraan listrik berbasis baterai, selain mengurangi polusi udara dari pembakaran juga mengurangi polusi suara karena suara yang dihasilkan motor listrik sangat minim.
Bahkan Gubernur Koster mengatakan bahwa ia tidak ingin nantinya masyarakat Bali hanya sebagai konsumen dalam kebijakan ini. Untuk itu, ia mengatakan pabrikan dari teknologi ini akan dibangun di Bali. “Dan kita tak ingin hanya jadi konsumen, namun juga jadi produsen kendaraan listrik dimana industrinya/pabriknya akan dibangun di Bali,” sebutnya.
Kebijakan ini, terangnya lebih lanjut, memiliki latar belakang dari kearifan lokal di Bali, satu pulau dengan filosofi yang berakar dari tatanan budaya, menjaga alam yang bersih dan hubungannya dengan manusia.
Selain itu, posisi Bali sebagai destinasi wisata dunia, sebagai penyumbang wisatawan asing terbesar untuk Indonesia, membuat kami sangat berkepentingan pada kebutuhan akan energi bersih, energy berkesinambungan dan energi mandiri. Selama ini energi kita masih di-supply dari Jawa (Paiton) sehingga jika disana terjadi sesuatu, kita akan kena imbasnya.
“Bali Mandiri energy adalah kebutuhan yang vital, jadi kita dorong terus policy tersebut. Kita butuh kepastian akan tersedianya energi secara berkesinambungan sebagai salah satu faktor pendukung utama industri pariwisata di Bali. Kita penuhi kebutuhannya, bahkan kita sediakan lebih sehingga ada cadangan energi,” paparnya.
Di Bali saat ini, terang Gubernur Koster semua pembangkit tenaga listrik sudah menggunakan gas sehingga lebih bersih. Sedangkan untuk di Celukan Bawang yang masih menggunakan batubara, kita buatkan sistem yang menjadikannya lebih ramah lingkungan.
Ke depan menurutnya, akan ada pembangunan pembangkit listrik baru (tenaga angin, air, gas, dll) yang lokasinya tersebar, sehingga jika mati satu tidak mati semua.
Sementara itu, Sekjen Dewan Energy Nasional Djoko Siswanto pada kesempatan itu menyampaikan bahwa Draft Rencana umum energi daerah (RUED) Bali sudah selesai, dan sudah dikirim ke pusat.
“RUED Bisa digunakan sebagai acuan APBD dan menyukseskan program energi bersih dan mandiri energi di Bali, serta mendorong lebih jauh penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai. Kebetulan Pergubnya sudah ada dan Bali jadi yang terdepan untuk pengembangan energi bersih dan mandiri,” ujarnya.
“Dasar hukumnya di Bali sudah sangat kuat, tinggal SOP-nya yang disusun hingga pembangunan infrastrukturnya. Pengembangan energi di daerah sangat berpengaruh kepada target nasional untuk energy baru terbarukan (target nasional 12,5 persen),” imbuhnya.
Menurutnya, jika Bali dapat menjadi pusat pengembangan energi bersih, hal ini secara otomatis akan menambah persentase secara nasional yang kini baru mencapai angka 9 persen. Dari tahun ke tahun angka ini diharapkan terus meningkat.
“Misalnya, Kedepan akan ada kebijakan yang mensyaratkan pembangunan rumah dan gedung baru memasang rooftop berupa solar cell. Jika energi bersih makin berkembang di Bali tentu bisa jadi daya tarik lain bagi wisatawan untuk datang ke Bali,” tandasnya. (Dk/Ad)
Tinggalkan Balasan