Klarifikasi Isu Rektor ITB STIKOM Bali Terlibat ISIS, Prof Bandem: Itu Hoax
DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti, Prof. Dr. I Made Bandem, M.A., mengklarifikasi kabar yang beredar di aplikasi Whatsapp (WA) yang dinilai mencemarkan nama lembaga pendidikan tinggi ITB STIKOM Bali. Kabar yang beredar di pesan WA tersebut menuding keterlibatan Rektor ITB STIKOM Bali, Dadang Hermawan terlibat dengan jaringan organisasi islam Irak Suriah Islamic State (ISIS).
Made Bandem mengatakan pesan WA berantai itu merupakan isu lama yang menurutnya sengaja disebarkan lagi oleh pihak yang ingin nama ITB STIKOM Bali tercemar. Merusak nama dan prestasi baik yang telah diraih ITB STIKOM Bali selama ini dan upaya merusak kerukunan dan kedamaian kehidupan antar umat di Bali dengan memecah belah, dan ‘mengadu domba’.
“Kabar palsu bermuatan SARA (suku, agama, ras dan antargolongan, red) yang ditujukan kepada ITB STIKOM BALI adalah isu lama yang didaur ulang sehingga tidak ada validitas dan relevansinya dengan kondisi ITB STIKOM BALI dewasa ini,” ujarnya dalam keterangan persnya, di salah satu warung kopi, di Denpasar, Selasa (3/12).
“Kegaduhan dari kabar palsu bermuatan adu-domba ini mesti disadari bukan semata-mata ingin menghancurkan nama baik dan prestasi ITB STIKOM BALI, namun ditujukan sebagai upaya memecah-belah kebersamaan, kerukunan dan kedamaian di Bali, dan ini sangatlah berbahaya karena bisa menimbulkan konflik di tataran akar rumput,” paparnya.
Dari penelusuran tim forensik digital ITB STIKOM BALI, kronologis penyebaran hoax yang menimpa ITB STIKOM BALI, Wakil Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti, Made Marlowe Makaradwaja Bandem, menjelaskan konten hoax bersumber dari sebuah postingan lama (tertanggal 28 November 2015) di Facebook yang bertajuk “Masyarakat Bali vs STIKOM Bali Scorenya 4:0” yang dibagikan kembali oleh sebuah akun pada Jumat, 29 November 2019 pada pukul 12:11 PM.
“Postingan tersebut juga dishare oleh setidaknya 18 akun Facebook sepanjang tanggal 29 November s/d 1 Desember 2019. Bahkan satu akun membagi ulang postingan lama tersebut sebanyak dua kali. Selain itu ada postingan yang dibagikan secara khusus ke berbagai grup Facebook yang berkaitan dengan komunitas atau ikatan kekeluargaan ‘semeton’ Bali,” paparnya.
Konten lama itu, terangnya lebih lanjut, juga dibagikan via Whatsapp. Teks dari postingan lama didaur ulang: di-copy dan di-paste dengan pencantuman sebuah nama dan nomor telepon genggam. Konten lama yang didaur ulang ini selanjutnya diteruskan melalui Whatsapp dan nampaknya secara khusus menargetkan sharing kepada grup-grup Whatsapp yang beranggotakan komunitas/warga Bali.
“Tanpa mengecek kebenaran konten, dan tanpa berusaha mengkonfirmasi kebenarannya secara resmi ke ITB STIKOM BALI, konten hoax bermuatan SARA yang telah dikemas ulang tersebut ramai disebarkan di Whatsapp,” katanya.
Sementara itu, Rektor ITB STIKOM, Dadang Hermawan pada kesempatan tersebut mengklarifikasi tuduhan plat nomor empat mobil ITB STIKOM Bali yang menyerupai nama “ISIS” mengatakan hal itu sama sekali tidak ada hubungan dengan organisasi asal timur tengah yang dituding sebagai organisasi teroris itu. Menurutnya, pemilihan nomor itu awalnya hanya sebagai ciri khas STIKOM Bali.
“Awalnya kita hanya ingin mobil STIKOM ada ciri khas, dia pilihlah di nomor itu di STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan, red) 5 tahunan itu. Dan awalnya kita sama sekali tidak terpikir akan diikat-kaitkan dengan organisasi itu (ISIS). Tapi kini yang tiga sudah kita ganti, masih satu lagi yang belum kita ganti karena menunggu STNK-nya habis masa berlakunya,” terangnya.
Terkait beredarnya hoax tersebut, kembali menurut Marlow Bandem, ia mengatakan akan melaporkan masalah ini ke Kepolisian agar dapat diproses secara hukum untuk mencari siapa pelaku dibalik penyebaran hoax tersebut, dan dapat disanksi sebagaimana peraturan yang berlaku sehingga tidak lagi meresahkan masyarakat Bali. (*/adhy)
Tinggalkan Balasan