DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Tujuan pembelajaran di sekolah bukan hanya sekedar nilai-nilai yang bagus di atas kertas. Namu yang tak kalah dari capaian akademik tersebut adalah terbangunnya sikap mental yang baik dari peserta didik. Ketua Yayasan Dwijendra, Dr. I Ketut Wirawan, SH, M. Hum., mengatakan guna mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan dengan berbagai upaya, baik sekala maupun niskala, sebagaimana yang menjadi keyakinan umat Hindu.

Hal tersebut ia sampaikan saat ditemui di sela-sela penyelenggaraan upacara Pedudusan Alit, Mupuk Lan Ngeteg Linggih Pura Mahawidya Dwijasrama Dwijendra, di Jalan Kamboja Denpasar, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Republik Indonesia Pada Minggu, 10 November 2019.

Ketua Yayasan Dwijendra, Dr. I Ketut Wirawan, SH, M. Hum.

“Yang kita perlukan sebenarnya anak-anak ini bukan hanya pintarnya, tapi juga mentalnya, untuk menghadapi masa-masa kedepannya. Jadi yang kita persiapkan di Dwijendra ini adalah bagaimana anak-anak mampu menentukan masa depannya sesuai dengan perkembangan zaman yang ada,” ungkapnya.

Baca juga :  Kasus Perpajakan, JPU Tuntut Terdakwa 2 Tahun Penjara

“Tiga hal sikap mental yang selalu kita tekankan kepada anak-anak, yaitu Jangan Malas, Jangan Minder, dan Jangan Sombong. Itu dulu yang harus kita bangun dalam diri anak-anak kita. Masing-masing anak memiliki bakat dan kemampuannya masing-masing, itu yang akan kita tekankan, bukan pada rangking, jangan karena rangking nanti anak malah jadi stress,” imbuhnya.

Baca juga :  Tuntutan ke Depan Semakin Berat, Dwijendra Persiapkan Secara Sekala dan Niskala

Upacara Pedudusan Alit, Mupuk Lan Ngeteg Linggih di Pura Mahawidya Dwijasrama Dwijendra, yang ada di lingkungan Kampus dan Sekolah Dwijendra ini sendiri, menurut Ketut Wirawan, diselenggarakan guna mempersiapkan dan sebagai upaya secara niskala untuk mencapai tujuan dan cita-cita lembaga pendidikan Dwijendra, dari semua jenjang, yakni SMP, SMA, dan Perguruan Tingginya yang ada saat ini.

“Tujuannya (upacara, red) sama halnya dengan komputer, yang sudah sekian lama digunakan, perlu kita refresh kembali. Ini merupakan bagian dari upaya yang kita lakukan guna mencapai apa yang menjadi tujuan dari Yayasan Dwijendra,” paparnya.

Baca juga :  Kasus Perpajakan, JPU Tuntut Terdakwa 2 Tahun Penjara

Upacara yang dilaksanakan 15-20 tahun sekali ini dipuput oleh empat orang Pandhita (Peranda) sekaligus, masing-masing: Ida Pedanda Wayahan Wanasari dari Gria Wanasari Sanur, Ida Pedanda Gede Pasuruan Manuaba (Gria Megelung, Sangeh), Ida Rsi Wayabiye Suprabu Sugata Karang ( Buduk, Mengwi) dan Ida Pedanda Gede Diatmika (Gria Gede Telaga, Klungkung).

Upacara ini juga turut dihadiri oleh Ketua Pembina Ida Bagus Erwin Ranawijaya, SH, MH., Wakil Ketua Pengurus Yayasan Ida Bagus Bayu Brahmantia, SH, MH., dan Sekretaris Yayasan I Ketut Widia, S.Pd, M. Pd., serta segenap civitas Yayasan Dwijendra. (Adhy)