Cetak 6.546 Alumni, ITB STIKOM Bali Akan Buka Kampus 3 di Abiansemal
DIKSIMERDEKA.COM, BADUNG, BALI – Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali menggelar wisuda ke-25, Sabtu (26/10) di Bali International Covention Center the Westin, Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali.
Di hari bersejarah bagi STIKOM Bali ini, lulusan tak hanya diwisuda sebagai Sarjana Komputer atau Ahli Madya Komputer, tetapi juga sebagai wisudawan perdana ITB STIKOM Bali pasca bertransformasi menjadi institut. Sehingga lengkapnya bernama Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali.
“Sebagai lembaga, ini wisuda kami yang ke-25 tapi dari sisi status sebagai institut, inilah wisuda perdana setelah kami menyandang nama Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali,” ungkap Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan di sela-sela wisuda di Nusa Dua, Sabtu (26/10) pagi.
Selanjutnya, Rektor Dadang memaparkan jumlah wisudawan/i kali ini sebanyak 440 orang. Terdiri dari Sarjana Komputer (S.Kom) 425 orang dan Ahli Madya Komputer (A.Md.Kom) 15 orang.
“Rinciannya, dari jenjang Strata 1 Prodi Sistem Komputer 135 orang, Prodi Sistem informasi 290 orang dan jenjang Diploma 3 Prodi Manajemen Informatika 15 orang,” kata Dadang. “12 orang di antaranya memperoleh dua gelar, yakni S.Kom dari ITB STIKOM Bali dan Bachelor of IT atau BIT dari Help University Malaysia dan akan diwisuda di Kuala Lumpur pada April 2020,” paparnya.
Seperti sebelumnya, kali ini ITB STIKOM Bali juga memberi penghargan kepada lulusan yang membuat karya ilmiah atau skripsi terbaik masing-masing program studi dan penghargaan sebagai wisudawan terbaik, serta penghargaan kepada wisudawan yang juga sebagai wirausaha muda.
Dengan wisuda hari ini, maka sejak berdiri pada 10 Agustus 2002, STIKOM Bali telah mencetak Sarjana Komputer dan Ahli Madya Komputer sebanyak 6.546 orang. Di antaranya 5.860 Sarjana Komputer dan 632 Ahli Madya Komputer.
Menurut Dadang Hermawan, sampai saat ini semua lulusan STIKOM Bali terserap di dunia kerja, seperti sebagai PNS, lembaga TNI/Polri, BUMN, BUMD, perusahaan swasta nasional maun di segala bidang yang bersentuhan dengan dunia IT.
“Berdasarkan penelitian internal kami, masa tunggu seorang alumni STIKOM Bali hanya 40 hari. Artinya setelah diwisuda, dia hanya butuh waktu 40 hari menunggu, setelah itu memasuki dunia kerja,” terang Dadang Hermawan.
Dadang menambahkan, setelah bertransformasi menjadi institut dengan menambah satu program studi lagi yakni Prodi Teknologi Informasi, sehingga saat ini ITB STIKOM Bali memiliki tiga prodi S-1, yakni Prodi Teknlogi Informasi, Prodi Sistem Komputer, Prodi Sistem Informasi, dan Prodi D3 Manajeman Informatika serta Program Dual Degree bekerja sama dengan Help University Kuala Lumpur.
“Saat ini, jumlah mahasiswa kamii sebanyak 6.102 orang. Di antaranya 169 orang adalah mahasiswa kelas internasional, baik yang berasal dari Indonesia maupu asing. Hal paling baru kami lakukan adalah bekerja sama dengan LPK Darma menyelenggarakan internship program atau kerja praktek mahasiswa di Jepang dan Taiwan,” bebernya.
“Saat ini 10 mahasiswa sedang magang di Jepang dan 16 mahasiswa magang di Taiwan. Mereka mendapat uang saku per bulan Rp 12 juta – Rp 20 juta. Dengan biaya hidup per bulan di sana sekitar Rp 4 juta – Rp 5 juta,” imbuh Dadang Hermawan.
Dilain sisi, Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti – yayasan yang menaungi ITB STIKOM Bali – Prof. Dr. I Made Bandem, MA menambahkan, perubahan status dari STMIK STIKOM Bali menjadi ITB STIKOM Bali mengingat dunia bisnis sangat erat kaitannya dengan teknologi informasi, sekaligus untuk mengakomodir keinginann masyarakat Bali agar ada program studi atau konsentrasi bisnis di STIKOM Bali, seperti Bisnis Digital, Akuntasni Digital, E-Tourisme dan sebagainya.
“Untuk lebih mendekatkan ITB STIKOM Bali kepada masyarakat, maka tahun depan (tahun 2020, -red) kami akan membuka kampus 3 di Abiansemal, Kabupaten Badung, sebagai antisipasi bertambah prodi-prodi baru sehubungan perubahan bentuk menjadi institut,” terang Prof. Bandem.
Selain itu, program-program ITB STIKOM Bali kedepan akan selalu bersinergi dan mendukung program Pendidikan tinggai secara nasional, terutama dalam pengembangan Pendidikan berbasis teknologi.
“Kami juga sangat mendukung program di kementrian pendidikan yang baru, yang berkaitan dengan pendidikan berbasis teknologi, dan mudah di akses dalam meningkatkan daya saing SDM,” terangnya menutup perjumpan dengan awak media. (ricky)
Tinggalkan Balasan