DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR-BALI – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali, menggelar Diskusi Publik dengan tema “Perempuan Agen Perdamaian.” Diskusi tersebut diselenggarakan di Inna Grand Bali Beach Hotel, Kamis, 15 Agustus 2019.

Hadir sebagai salah satu Narasumber dalam diskusi tersebut yakni, Ny. Putri Suastini Koster. Ia hadir memberikan pemaparan materi mengenai Pelibatan Perempuan dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme.

Dalam paparannya terungkap, Istri dari Gubernur Bali ini menilai Perempuan Bali memiliki potensi peran yang sangat besar untuk turut berpartisipasi dalam upaya mengantisipasi penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Bali.

Hal tersebut menurutnya tercermin dari tingkat ketaatan perempuan Bali pada nilai-nilai tata krama serta budaya dan tradisi masyarakat Bali, yang menempatkan perempuan Bali pada peran mayoritas dalam keluarga, terutama sebagai pelaku utama budaya Bali.

Dengan pola tradisi dan budaya seperti ini, perempuan Bali memiliki interaksi sosial yang sangat tinggi sehingga sangat memungkinkan mereka, untuk dapat menularkan nilai-nilai positif sekaligus menangkal paham-paham berbahaya seperti Radikalisme dan Terorisme.

Dalam diskusi yang dihadiri oleh sejumlah 100 orang peserta yang terdiri dari para ibu rumah tangga, aktivis perempuan dan para mahasiswi beberapa universitas di Denpasar tersebut tentunya turut dihadiri juga oleh pihak BNPT, yang pada kesempatan ini diwakili oleh Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Direktorat Pencegahan Deputi I BNPT RI, Setyo Pranowo, SH, MH,.

Setyo Pranowo hadir untuk membawakan materi dengan judul “Kebijakan dan Strategi Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Indonesia.” Pada kesempatan tersebut ia juga meminta para wanita Bali, khususnya para peserta diskusi untuk menjadi insan-insan terdepan dalam upaya mencegah tumbuhnya paham-paham radikalisme dan terorisme.

Hal tersebut, menurutnya, dapat dilakukan dengan menyebarkan pikiran-pikiran positif sekaligus menangkal masuknya paham-paham radikalisme dan terorisme dalam setiap kesempatan interaksi sosial yang dilakukan, termasuk mulai dari rumah tangga, demi menegakkan sekaligus memperkokoh ideologi negara Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

Setyo Pranowo juga menyampaikan bahwa bahaya radikalisme berdasarkan data yang dihimpun BNPT, ternyata kaum wanita Indonesia juga banyak yang terjerumus dalam paham-paham radikal.

“Misalnya sudah cukup banyak bahkan jumlahnya mulai signifikan keterlibatan perempuan sebagai anggota ISIS, dan berbagai bentuk paham radikalisme di tanah air. Ibu-ibu diminta aktif untuk peduli terhadap lingkungan. Manakala ada tetangga yang pikiran-pikirannya mulai mencurigakan apalagi meresahkan, ibu-ibu ini kami minta untuk proaktif melaporkannya kepada pihak-pihak berwenang, agar fungsi pencegahan tersebut bisa berjalan dengan positif dan baik, “ujar Setyo Pranowo.  

Selain Ny. Putri Suastini Koster dan Setyo Pranowo, diskusi tersebut juga turut menghadirkan dua narasumber lain dari BNPT RI, yakni Siti Hanifah dan Rosita Tandos, yang mana keduanya adalah aktivis perempuan.

Ketua panitia pelaksana, yang juga Kabid Perempuan dan Anak, FKPT Provinsi Bali,  Dr. I Gusti Ayu Putri Kartika, SH, MH berharap kegiatan tersebut berdampak positif bagi penambahan wawasan kaum perempuan Bali khususnya terkait upaya-upaya pencegahan masuknya paham-paham radikal khususnya di Bali.

“Hingga saat ini Bali masih merupakan daerah target penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Oleh karena itu seluruh komponen masyarakat Bali hendaknya selalu disadarkan akan bahayanya paham tersebut. Sehingga tidak ada lagi peristiwa pahit seperti bom Bali beberapa tahun lalu. Nilai-nilai positif pencegahan paham radikalisme dan terorisme harus terus ditanamkan pada masyarakat Bali dan kebetulan yang hari ini adalah kaum perempuan, ” ujarnya. (bil/adhy)