DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI -Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan bahwa pengisian jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali dilakukan sepenuhnya berdasarkan prinsip merit sistem, bukan titipan atau intervensi pihak manapun.

Hal itu disampaikannya dalam acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Pemprov Bali, Kamis (9/5/2025).

Gubernur Koster mengungkapkan saat ini pengisian jabatan di pemprov Bali melalui pendekatan manajemen talenta yang berbasis pada kinerja, kompetensi, rekam jejak, serta kebutuhan organisasi.

Kebijakan ini diambil karena Pemprov Bali dinilai baik oleh BKN, Kemenpan-RB, dan Kemendagri dalam pengisian jabatan pada periode pertama pemerintahannya.

Baca juga :  Pj Gubernur Bali Ingatkan Dana DIPA dan TKD Fokus pada Hasil

“Saya tidak menggunakan panitia seleksi, tetapi merit sistem. Karena apa yang kami lakukan di periode pertama dinilai bagus oleh BKN maupun Menpan dan Kemendagri, sehingga diberikan kewenangan untuk menggunakan manajemen talenta,” ujar Koster.

Ia menegaskan pengalamannya sebagai anggota DPR RI selama tiga periode, yang turut menangani isu pendayagunaan aparatur sipil negara (ASN). Ia menyoroti praktik jual beli jabatan yang pernah terjadi di sejumlah lembaga, yang menurutnya telah merusak tatanan birokrasi dan menghalangi individu-individu berkualitas untuk menempati posisi strategis.

“Dulu, pengisian jabatan itu praktiknya jual beli, sangat merusak. Akhirnya jabatan diisi oleh orang-orang yang tidak kompeten, hanya karena kedekatan atau membayar. Itu yang saya ingin hilangkan di Bali,” tegasnya.

Baca juga :  Penanggulangan Covid-19, Presiden: Bali Dapat Dijadikan Contoh untuk Daerah Lain

Dalam menjalankan seleksi, Koster menyebut dirinya secara langsung mempelajari riwayat seluruh pejabat eselon II dan III yang menjadi kandidat. Ia membaca satu per satu daftar riwayat hidup, memeriksa latar belakang pendidikan, golongan, masa kerja, dan rekam jejaknya, termasuk kemungkinan adanya permasalahan.

“Ini adalah pilihan terbaik dari yang tersedia, mungkin belum ideal, tapi itu kenyataannya. Saya ingin menempatkan orang sesuai kompetensi dan latar belakangnya,” jelasnya.

Gubernur Koster juga menegaskan tidak menerima titipan dalam bentuk apapun, termasuk dari pihak yang mencoba menyampaikan aspirasi melalui keluarganya.

Baca juga :  Frank Joris: Saya Lebih Suka Arak daripada Sake

“Tidak ada titipan, termasuk yang menitipkan ke istri saya. Saya bilang tidak. Karena ini harus dipertanggungjawabkan secara profesional,” katanya.

Di akhir sambutannya, ia berpesan kepada para pejabat yang baru dilantik agar bekerja secara profesional, berintegritas, dan menjunjung tinggi semangat kolaborasi dalam membangun birokrasi yang kuat dan bersih.

“Saya minta kepercayaan ini diisi dengan kemampuan optimal dan komitmen tinggi. Jangan ada yang bekerja dengan ego sektoral, mari bekerja secara kolaboratif,” ungkapnya.

Editor: Agus Pebriana