DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI Bali), Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Gubernur Bali Periode 2018-2023 Wayan Koster dalam melestarikan budaya Bali, khususnya Bahasa Bali.

Menurut Akademisi asal Sesetan tersebut langkah yang dilakukan oleh Wayan Koster merupakan sesuatu yang visioner dalam melestarikan budaya Bali.

“Salah satu program kerja yang sangat bagus dari bapak Wayan Koster mengangkat hal-hal yang bersifat tradisi salah satunya adalah pelestarian Bahasa Bali ini merupakan upaya untuk melestarikan budaya yang diwajibkan oleh leluhur kita,” terangnya Senin, (12/8/2024).

Baca juga :  Wayan Koster Digelari sebagai “Gubernur Punakawan”

Lebih jauh Prof Suarta menyebut hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan Bahasa Bali setiap hari Kamis di lingkungan instansi pemerintahan.

“Seperti penggunaan Bahasa Bali setiap hari Kamis, itu merupakan salah satu bentuk pelestarian Bahasa Bali yang dilakukan dari anak masih menuntut ilmu sekolah dasar,” sambungnya.

Baca juga :  BST PT Senilai Rp13,8 Miliar, Gubernur Koster Bantu 9.412 Mahasiswa Terdampak Covid-19

Sebelumnya, Mantan Gubernur Bali 2018-2023 Wayan Koster merencanakan akan mengangkat penyuluh bahasa Bali menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) jika kembali dipercaya memimpin Bali.

Koster mengatakan tidak hanya mengangkat penyuluh bahasa Bali menjadi PPPK. Ia juga berencana menambah jumlah penyuluh bahasa Bali agar sesuai dengan jumlah desa adat di Bali.

“(Pengakatkan punyuluh bahasa Bali jadi PPPK) saya akan melakukan itu. Kemudian jumlahnya pun saya akan tambah karena basis desa adatnya di Bali 1500-an sekarang,” terangnya.

Baca juga :  Resmikan Dua Lab PCR, Gubernur Koster: Kapasitas Uji Sampel Swab di Bali 450 per hari

Disamping itu, ia juga berencana akan menaikan kapasistas penyuluh bahasa Bali menjadi penyuluh budaya. Menurutnya perubahan ini akan meluaskan ruang lingkup tugas penyuluh yang tidak hanya fokus bahasa namun juga budaya.

“Jadi tidak hanya penyuluh bahasa, kita ingin naikan kapasitasnya menjadi penyuluh budaya. Supaya lebih luas nanti,” pungkasnya.

Reporter: Dewa Fathur