DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Ketua TP PKK Bali Putri Suastini koster mengajak seluruh masyarakat Bali untuk mewujudkan pertanian organik dengan kembali ke tatanan hidup masyarakat Bali yang dulu dengan mengkonsumsi makanan organik.

Hal ini disampaikan saat menjadi narasumber pada acara Dialog Interaktif dengan tema “44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru” dengan Sub Tema “Bali Pulau Organik” bertempat di RRI Denpasar, Denpasar, pada Selasa (20/6/2023).

“Leluhur kita dari dulu sudah mewariskan sistem pertanian terintegrasi, dengan nilai-nilai adiluhungnya juga. Sehingga mari kita kembali kepada pertanian yang menjadi jati diri kita,” tuturnya.

Disamping itu, Putri Koster juga menyampaikan bawah kepemimpinan Gubernur I Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati sangat konsen dengan sistem pertanian organik dan ingin menjadikan Bali sebagai provinsi pertama di Indonesia yang menyandang predikat Provinsi Hijau.

Baca juga :  Putri Koster Apresiasi Penampilan Teater Keliling Jakarta di FSBJ 2023

“Untuk itu mari kita bersama-sama, terutama TP PKK yang kadernya hingga ke unit terkecil masyarakat yaitu keluarga, untuk ikut aktif menyebarluaskan dan menjadikan Bali sebagai pulau organik,” imbuhnya sembari mengatakan bahwa zat kimia sudah terbukti meracuni tubuh.

Ia pun mengajak petani Bali untuk memasarkan hasil pertanian ke masyarakat Bali terlebih dahulu sehingga masyarakat Bali dapat mengkonsumsi makanan berkualitas dari tanah Bali.

Baca juga :  Sambangi Pulau Samosir, Putri Koster Disambut Hangat dengan Tari Tor-Tor 

“Jika ada kelebihan atau surplus maka bisa diekspor. Jangan sampai hasil yang bagus diekspor terlebih dahulu dan masyarakat kita mendapatkan sisanya,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Prof. Damriyasa, mengatakan bahwa di era kepemimpinan Gubernur Koster sangat konsen melindungi alam, manusia dan kebudayaan Bali. Hal itu bisa dilihat dari pencapaian kepemimpinan Gubernur Koster dan Wakil Gubernur Cok Ace yang belum genap lima tahun ini sudah terangkum dalam 44 tonggak peradaban penanda Bali Era Baru.

“Di sana sudah terdapat 44 pencapaian beliau selama memimpin Bali, salah satunya yaitu sistem pertanian organik,” jelasnya.

Sementara itu, Prof. Supartha Utama memandang bahwa pertanian organik tidak hanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi saja, namun juga memiliki nilai-nilai budaya yang terkandung dalam filosofi Sad Kerthi.

Baca juga :  Ny Putri Koster Ajak Anak-anak untuk Asah Talenta Sejak Dini

Pertanian organik menurutnya tidak hanya menghasilkan bahan pangan yang berkualitas bagi masyarakatnya, namun juga sebagai salah satu upaya dalam menjaga ekosistem Bali secara berkelanjutan.

“Di luar negeri, masyarakatnya sangat konsen dengan makanan yang mereka makan, dan makanan organik memiliki nilai lebih bagi mereka. Nah jika kita bisa menjual bahan makanan organik kita dengan nilai-nilai ekstrinsiknya seperti nilai budaya, dll, maka kita bisa menjual produk kita lebih tinggi lagi,” terangnya.