DIKSIMERDEKA.COM, KLUNGKUNG, BALI – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memuji komitmen Gubernur Bali Wayan Koster dalam mewujudkan ajaran “Trisakti Bung Karno” presiden pertama negara kita, melalui program pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali.

Pria asal Yogyakarta ini pun mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Bali satu-satunya provinsi yang menetapkan Bulan Bahasa Bali dan Bung Karno melalui Perda. 

“Penetapan bulan bahasa Bali selama Februari merupakan hal baik untuk mengangkat tradisi kebudayaan yang berawal dari bahasa,” sebutnya saat meninjau pembangunan Pusat Kebudayaan Bali, di Gunaksa, Kabupaten Klungkung, Rabu (1/03/23).

“Dengan sistem kebudayaan saja, Bali mempunyai daya hidup hingga mengundang jutaan pendatang singgah setiap tahunnya, namun yang mengagumkan adalah, Bali tetaplah Bali. Kultur tidak hanya menjadi benteng, namun pesona yang menarik dunia,” kata Hasto.

Hasto juga mengapresiasi pembangunan Pusat Kebudayaan Bali oleh Pemerintah Provinsi Bali. Pembangunan ini menurutnya juga salah satu implementasi ajaran “Trisakti Bung Karno”, yakni berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

“Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali yang dilakukan Pak Koster ini menjalankan dan mewujudkan ajaran Trisakti Bung Karno, berkepribadian dalam kebudayaan. DPP PDI Perjuangan memberi dukungan atas langkah terobosan membangun pusat kebudayaan Bali ini,” kata Hasto.

Gubernur Bali Wayan Koster yang menemani langsung Hasto meninjau lokasi pembangunan, menjelaskan, saat ini sedang proses pembebasan dan pematangan lahan. Pembangunan fisik rencananya dimulai pertengahan 2023.

“Pembangunan fisiknya direncanakan pertengahan 2023 dan target selesai Desember 2025 dan tahun 2025 pesta kesenian Bali dapat dilakukan di panggung terbuka pada Pusat Kebudayaan Bali tahun 2025,” papar Koster.

Disebutkannya, fasilitas seni yang dibangun akan menjadi ruang panggung dan sekaligus apresiasi pentas seni berkelas dunia. Koster memaparkan dalam konsep pada zona intinya dibangun wahana seni budaya yang terdiri atas 15 pentas kebudayaan seni, untuk seni tradisi dan modern. Serta 12 museum yang berkarakter tradisi Bali.