Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Kurikulum Merdeka Sebagai Upaya Memaksimalkan Kemampuan Siswa
Oleh : Sri Anggun Handayani (Mahasiswa PGSD Universitas Sriwijaya)
Kurikulum Merdeka merupakan program kurikulum alternatif yang mulai diuji cobakan pada tahun 2020 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia. Dimana kurikulum ini mulai diimplementasikan pada sekolah-sekolah yang ada di Indonesia pada tahun 2022-2023.
Kurikulum Merdeka sendiri merupakan kurikulum yang berfokus pada kebebasan sekolah dan guru dalam mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran yang lebih fleksibel, responsif serta sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar siswa. Dalam hal ini, pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu alternatif pendekatan yang dapat memfasilitasi kebutuhan dan minat siswa yang berbeda-beda.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk mengakomodasi berbagai perbedaan siswa di dalam kelas, seperti perbedaan kemampuan, pengalaman, minat, gaya belajar, kebutuhan belajar dan masih banyak lagi perbedaan, yang dimana pendekatan ini searah dengan kurikulum merdeka.
Pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat aspek yang ada dalam kendali atau kontrol guru menurut Tomlinson, Carol A & Moon, Tonya R (2013) diantaranya :
1) Konten atau materi yang akan diajarkan oleh guru di kelas atau materi apa yang akan dipelajari oleh siswa di kelas. Dalam pembelajaran berdiferensiasi konten pembelajaran disesuaikan dengan tingkat kesiapan dan minat siswa serta konten tersebut akan disampaikan sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa.
2) Proses atau kegiatan bermakna bagi siswa di kelas yang dibedakan juga berdasarkan kesiapan, minat, dan juga profil (gaya) belajar siswa.
3) Produk atau hasil akhir dari pembelajaran yang menunjukkan kemampuan yang dicapai siswa setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran. Guru merancang produk yang akan dibuat oleh siswa disesuaikan dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang harus ditunjukkan. Produk yang akan dibuat tentu saja harus berdiferensiasi sesuai dengan kesiapan, minat, dan profil belajar siswa.
4) Lingkungan belajar atau susunan kelas secara personal, sosial, dan fisik. Lingkungan belajar juga harus disesuaikan dengan kesiapan siswa dalam belajar, agar mereka memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi ini akan menjadikan guru lebih memperhatikan kebutuhan siswa yang sangat mungkin berbeda-beda satu sama lain. Daripada menyatukan siswa dalam satu kelompok besar di kelas dengan satu cara yang sama.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi juga siswa dibuatkan kelompok belajar yang lebih kecil untuk memudahkan guru melihat perkembangan siswa. Kemudian di saat yang sama, guru juga dapat melihat siswa yang masih membutuhkan dukungan atau intervensi.
Harapan kita, pendekatan pembelajaran berdiferensiasi ini dapat diterapkan guru dalam pembelajaran pada saat ini, apalagi pembelajaran berdiferensiasi ini sangat digalakkan di dalam kurikulum merdeka.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pembelajaran berdiferensiasi ini sangat memperhatikan pengalaman, minat, gaya belajar, kebutuhan belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Sehingga hasil belajar yang dicapai siswa akan lebih maksimal dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Tinggalkan Balasan