DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra menyampaikan perkembangan Penanganan Virus Disease Corona (Covid-19) di Provinsi Bali di Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali, Selasa (21/4).

Selanjutnya, Dewa Made Indra menyampaikan jumlah akumulatif kasus positif di Provinsi Bali hingga tanggal 21 April 2020 sebanyak 150 orang. Terdiri dari WNA sebanyak 8 orang dan WNI 142 orang.

Baca juga :  Jumlah Kasus Covid-19 Masih Bertambah, Gubernur Bali Perpanjangan Status Tanggap Darurat

“Hari ini bertambah kasus positif 10 orang WNI, terdiri dari 7 orang  PMI yang punya riwayat perjalanan luar negeri, 2 orang transmisi lokal dan 1 orang dari daerah terjangkit. Sehingga total akumulatif kasus positif Covid 19 di Provinsi Bali berjumlah 150 orang,” pungkasnya.

Lebih lanjut Dewa Indra menerangkan jumlah pasien yang telah sembuh sejumlah 42 orang dan meninggal sejumlah 3 orang. Sementara pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) 105 orang yang berada di 12 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas).

Baca juga :  [Up Date 28/6] Kasus Positif 45, Sembuh Bertambah 20 Orang Covid-19 Bali

Menurut sekda Bali itu, dari 142 orang WNI yang positif, jika dijabarkan menurut sumber infeksinya, 99 orang berasal dari imported case /perjalanan ke luar negeri, 17 orang dari daerah terjangkit dan transmisi lokal sebanyak 26 orang.

“Jika kita mencoba menggambarkan kasus dari transmisi lokal dengan kasus yang bersumber dari luar Bali, maka kalau dihitung dari presentase itu berarti sebesar 17.33 % terjangkit melalui transmisi lokal dan 82,67% positif berasal dari luar negeri atau luar daerah Bali.  Ini artinya dari 150 positif covid di Bali kasus  transmisi lokal 17,33 %,” papar Dewa Indra.

Baca juga :  Dewa Indra Tekankan Masyarakat Tak Menolak Pekerja Migran

Selanjutnya, ia menilai angka pengelompokan dari sumber infeksi penting untuk disampaikan agar bisa memahami strategi apa yang dilakukan Pemprov Bali dalam upaya pencegahan penyebaran pandemi. 

“Strategi yang dilakukan tiap daerah tidak sama dan tergantung dari sumber resikonya. Komposisi di lapangan menentukan strategi yang dilakukan pemerintah daerah,” ungkapnya. (*/rky)