DIKSIMERDEKA.COM, JAKARTA, Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) akan kembali memberikan apresiasi untuk 74 individu prestasi Indonesia. Pemberian apresiasi ini merupakan yang kesekian kalinya setelah sebelumnya juga dilakukan pada tahun 2017. BPIP menilai 74 individu berprestasi tersebut layak menjadi icon Pancasila tahun 2019.

Deputi Evaluasi dan Pengendalian BPIP Rima Agristina, menjelaskan rencananya pemberian penghargaan bakal dilangsungkan di malam “Konser Kebangsaan” yang berlangsung di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (19/8). Kegiatan tersebut akan disiarkan secara live ke seluruh Indonesia melalui TVRI pukul 19.00 WIB. Selain itu bakal dilangsungkan pula seminar di 12 fakultas di Universitas Negeri 11 Maret (UNS).

Tema besar dari kegiatan seminar itu yakni “Pancasila sebagai platform pembangunan manusia dan Kebudayaan”. Sedangkan sub temanya disesuaikan dengan karakteristik masing-masing fakultas. “BPIP pun berencana mengadakan seminar di berbagai wilayah di Solo dan sekitarnya yang diselenggarakan bersama antara BPIP dan pemerintah daerah Jawa Tengah,” paparnya di Gedung BPIP, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Selasa (13/8).

Kerjasama lainnya yakni menggelar konser Pancasila yang bekerja sama dengan TVRI. “Nanti ada icon muda. Umurnya 11 tahun dan yang paling tua 96. Ini kan seru. Bayangkan dalam satu panggung yang muda dengan yang tua,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Plt Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Hariyono mengatakan di momen Hari Kemerdekaan RI ke 74 tahun, berbagai upaya telah ditempuh oleh seluruh elemen putra-putri bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan dan cita-cita kemerdekaan.

“Semua aspek telah dilakukan. Baik politik, sosial maupun pertahanan dan keamanan,” ujarnya.

Selain itu, ia menambahkan, dipilihnya momentum HUT RI ke-74, untuk memberikan apresiasi kepada individu atau lembaga berprestasi Pancasila karena dipandang sebagai momentum strategi untuk membangkitkan semangat kebangsaan dan sikap patriot bangsa, sebagai bangsa yang kreatif inovasi dan unggul.

Sedangkan terkait kriteria penerima apresiasi Pancasila, Haryono menjelaskan ada berbagai tahapan seleksi yang terdiri dari input data calon penerima apresiasi, verifikasi data calon penerima dan rapat pleno. “Hasil penjaringan dibagi ke dalam empat kategori yaitu sains dan inovasi, olahraga, seni dan budaya termasuk sociopreneur,” jelasnya.

Jumlah 74 individu itu, menurutnya sengaja diambil sejalan dengan usia Kemerdekaan RI. Sedangkan kriterianya tentu melihat sumbangsih dan pengabdiannya di tingkat nasional maupun internasional. “Usia mereka sangat bervariatif dari remaja belasan tahun hingga sangat senior di atas 80 tahun,” paparnya.

Hariyono mencontohkan, di bidang olahraga terdapat sosok atlet pelari cepat 100 meter Lalu Muhammad Zohri. “Di tengah keterbatasan dirinya mampu mencapai prestasi gemilang. Lalu ada pecatur wanita peraih Grand Master Women Irene Kharisma Sukandar,” ungkapannya.

Nah di bidang seni-budaya dan kreatif ada desainer tuna rungu Rafi Abdurrahman Ridwan. Selanjutnya budayawan KH Mustofa Bisri, musikus Iwan Fals, sineas Arie Sihasale dan Zia Zulkarnaen atau dalang Ki Mantep Sudarsono.

Selain itu ada Komunitas Adat Cirendey di Cimahi Jawa Barat yang membangun ketahanan pangan non beras dan mengembangan singkon sebagai bahan pangan pengganti. “Ada pula Sri Tiawati yang membangun sekolah adat Punan, Kalimantan Utara. Muncul pula nama Habib Ali dari Martapura, Kalimantan Selatan yang berupaya mengentaskan kemiskinan melalui pendekatan agama dengan mengembangkan BMT,” pungkas Haryono. (ful/fin/diksi)

Adapun 74 individu berprestasi tersebut, yakni;

SAIN DAN INOVASI

1. Davyn Sudirjo (Jakarta). 2. Yuma Soerianto (Jakarta). 3. Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani (Aceh). 4. Muhammad Toa (Sleman, DIY). 5. Intan Suci Nurhati, Ph. D (Jakarta). 6. Hibar Syahrul Ghafur (Bogor). 7. Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D (Bandung). 8. Gusnadi Wiyoga (Sleman, DIY). 9. Celestine Wenardy (Jakarta)

10. Prof. Dr. Agus Buditono (Solo). 11. Anjas Pramono (Kudus, Jateng). 12. Aysa Aurelya Maharani dan Anggina Rafitri (Palangkaraya, Kalteng). 13. Edi Arham, M.Pd (Sulawesi Utara). 14. Falasifah (Semarang). 15. Satriyani Widyawati Rahayu, M.Pd (Kediri, Jatim). 16. Yunina Resmi Pranata, M. Pd (Wonosobo, Jateng). 17. Ai Tin Sumantri (Tasikmalaya, Jabar)

OLAHRAGA

18. Lalu Muhammad Zohri (Mataram, NTB)19. Irene Kharisama Sukandar (Bekasi, Jabar). 20. Naila Bovaranti (Jakarta). 21. Exa Raudina Koiroti (DIY). 22. Tibo Mobabesa (NTT). 23. Samantha Edithso (Bandung, Jabar). 24. Aries Sysabru Rahayu (Grobokan, Jateng). 25. Gabriel Edoway (Papua). 26. Indra Sjafri (Pesisir Selatan, Sumbar)

SENI BUDATA DAN KREATIF

27. Rafi Abdurrahman Ridwan (Jakarta). 28. Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen (Jakarta). 29. Yoseog Abffu Noen (DIY). 30. Adi Putra (Jakarta). 31. Iwan Fals (Jakarta). 32. Awwalur Rizqie Al-Firori (Alffy Rev) (Mojokerto, Jatim)33. Diana Erra Kumalasari (Jakarta). 34. Michael Theodric (Jakarta). 35. Livi Zheng (Blitar, Jatim). 36. Ki Mantep Soedarsono (Sukoharjo, Jateng). 37. Didik Hadiprayitno (Didik Nini Towok) (Temanggung, Jawa Timur). 38. I Wayan Suteja (Bali). 39. Erros Chandra (DIY). 40. Irawati Durban (Bandung, Jabar). 41. Marzuki Hasan (Aceh). 42. Christine Hakim (Jakarta). 43. Prof Toeti Heraty (Jakarta). 44. Addie MS (Jakarta). 45. Teater KOMA (Jakarta). 46. Butet Kertaradjasa dan Slamet Rahardjo (Jakarta). 47. KH Mustofa Bisri (Rembang, Jateng). 48. Trie Utami (Bandung, Jabar)

49. Komunitas Adat Sunda Cirendeu (Cimahi, Jabar). 50. Boedi Soehardi (NTT). 51. Bidan Agnes Barbara (Boven Digul, Papua). 52. Dr. Lo Siaw Ging (Solo, Jateng). 53. Bhikku Sri Pannavaro Mahathera (Magelang, Jateng). 54. Saur Marlina Manurung (Jambi). 55. Tri Mumpuni Wiyatno (Jakarta). 56. Sayurbox (Jakarta). 57. Nadim Makarim (Jakarta). 58. Puger Mulyono (Solo, Jateng). 59. DR. Dr Budi Laksono MH.Sc (Semarang, Jateng). 60. Valencia Mieke Randa (Makassar, Sulsel). 61. Komunitas Donor Darah Indonesia (Jakarta/Jaringan Nasional). 62. Maksimus Masan Kian, S.Pd (Flores, NTT). 63. Maria Loretha (Adonara, Flotim, NTT). 64. Habib Muhammad Lutfi bin Yahya (Pekalongan, Jateng). 65. Prof Saparahinah Sadli (Jakarta)

SOCIAL ENTERPRENEUR

66. Sri Rossyati dan Sri Irianingsih (Jakarta). 67. Angkie Yudistia (Jakarta). 68. Redi Eko Prasetyo (Malang, Jatim). 69. Bripka Bastian Tuhuteru (Pulau Buru, Maluku). 70. Lina Cristanty (Surabaya, Jatim). 71. Paseban Tri Panca Tunggal (Jakarta). 72. Eri Lestari Andayani (Kediri, Jatim). 73. Handaka Vijjanada (Temanggung, Jateng). 74. Serka Darwis (Sultra)

Sumber: BPIP