DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Gubernur Bali Wayan Koster menerima kunjungan utusan khusus Presiden Bidang Penuntasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan, Muhammad Mardiono, bertempat di rumah Jabatan Gubernur Bali, Senin (14/08/2023).

Mardiono mengatakan pertemuan dengan Koster membicarakan tentang penuntasan kemiskinan dan ketahanan pangan Provinsi Bali. Menurut Mardiono sebelum Pandemi Covid-19, angka kemiskinan di Bali sangat rendah dibawah 3 persen.

“Namun karena ada Covid-19 angka kemiskinan di Bali menjadi naik, yang menjadi hingga saat ini hingga mencapai 4,53 persen,” terang Mardiono saat sesi konfrensi pers yang juga ditemani Gubernur Bali Wayan Koster.

Untuk itu, seiring dengan pemulihan sektor pariwisata dan perekonomian Bali, harus ada langkah-langkah untuk menekan angka kemiskinan di Bali. Salah satunya adalah melakukan pemetaan wilayah-wilayah penyumbang kemiskinan.

Baca juga :  700 Ribu Wistawan Swiss ke Bali tiap Tahunnya, Kurt Kunjungi Gubernur Koster

“Kita melakukan sebuah kajian agar kantong-kantong yang menyumbang angka 4,53 persen (kemiskinann) itu dimana. Kemudian tentu kita akan tindaklanjuti,” terangnya.

Berkaitan dengan ketahanan pangan, Mardiono mengatakan bahwa Bali dikategorikan memiliki ketahanan pangan yang mandiri sehingga harus dipertahankan dan ditingkatkan.

“Agar surplusnya itu bisa menyumbangkan ke daerah-daerah yang lain, yang ada di sekitar provinsi Bali agar daerah-daerah lain yang berdekatan tidak musti mendatangkan dari tempat yang jauh sehingga biaya logistik akan lebih tinggi,” terangnya.

Sejauh ini, Mardiono mengatakan hanya bawang putih yang mengalami defisit di Bali lantaran konsumsi terhadap bawang putih sangat tinggi terutama oleh hotel dan restaurant di Bali.

Baca juga :  Gubernur Koster Tegaskan Anggaran Penanggulangan Covid-19 Telah Terserap Hampir 100 Persen

“Tadi pak Gubernur sudah menyampaikan bahwa sedang mendorong tanaman bawang putih di Bangli dan Buleleng yang tanahnya bersahaja dan daerah yang memiliki udara dingin,” terangnya.

Sementara itu Koster mengatakan bahwa kendatipun angka kemiskinan di Bali tergolong rendah dibandingkan daerah lainya di Indonesia. Pihaknya tetap berkomitmen untuk menghapus angka kemiskinan menjadi 0 persen.

“Walaupun kecil tetap masih ada (kemiskinan), targetnya adalah zero. Jadi perlu percepatan untuk mencapai zero tersebut,” terangnya.

Koster menjelaskan bahwa pihaknya akan segara mengadakan Rakor bersama Kabupaten/Kota se-Bali untuk melakukan pemetaan angka kemiskinan, lokus dan karakateristikknya sehingga bisa dituntaskan melalui pembangunan yang didukung oleh APBD bahkan APBN.

Baca juga :  Gubernur Koster Raih People of The Year 2021, Best Governor for Healthcare and Action Against Pandemic

Lebih jauh, Koster mengatakan bahwa dari dulu Bali dalam kondisi surplus pangan. Namun belum ada kebijakan yang mewajibkan pelaku usaha dan pariwisata menggunakan produk lokal Bali sehingga mereka memilih untuk impor.

Sekarang dengan adanya kebijakan menggunakan produk lokal melalui Pegub No 99 tahun 2019 membuat hotel-hotel dan restaurant Bali sebagian besar telah mengkonsumsi produk lokal Bali.

“Seperti beras, sayur-sayuran, buah-buahan, daging, dan ikan sebagian besar sudah digunakan dan saya ikut menangani itu, kerjasama dan MoU antara perusahaan daerah kabupaten/kota dengan pihak hotel dan restaurant,” terangnya.

Editor: Agus Pebriana