DIKSIMERDEKA.COM, BALI – Pemerintah Provinsi Bali mengapresiasi dibukanya Rumah Pemotongan Hewan Unggas (RPHU) di Desa Bengkel Sari, Selemadeg Barat, Tabanan, Bali oleh PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk., (CPI). Selain menyediakan daging ayam yang higienis, kehadiran RPHU ini juga diharapkan dapat memotivasi peningkatan produksi ternak ayam sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat Bali.

Hal tersebut diungkapkan Gubernur Bali, Wayan Koster dalam sambutannya yang disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Wayan Mardiana dalam acara peresmian RPHU tersebut, Selasa (9/7).

I Wayan Mardiana pada kesempatan tersebut juga menjelaskan bahwa pada tahun 2018 kebutuhan daging Ayam di Bali sebesar 10.82 kg/kapitanya dan diperkirakan akan terus naik, pada tahun 2019 diperkirakan akan mencapai 11.82 kg/kapita.

Meningkatnya kebutuhan daging ayam ini harus dibarengi dengan peningkatan produksi, dan ini menurutnya menjadi peluang usaha bagi pelaku usaha skala kecil maupun rumah tangga. Sehingga dengan demikian keberadaan RPHU ini menjadi penting, sebagai instrumen pendukungnya.

“Meningkatnya kebutuhan ini harus dibarengi dengan pertumbuhan peternakan ayam dan instrumen pendukungnya seperti RPHU yang representatif. RPUH ini saya harapkan dapat memotivasi peningkatan produksi ternak ayam di Bali,” ujarnya.

Kehadiran RPHU ini juga sejalan dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang mana pangan merupakan salah satu program prioritas Pemprov Bali sehingga merupakan program pembangunan yang dipolakan dan diintegrasikan mulai dari hulu sampai hilir.

Program tersebut telah didukung dengan terbitnya Pergub Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali dimana didalamnya termasuk produk peternakan, maka toko swalayan, hotel, restoran dan katering wajib mengutamakan pemanfaatan produk peternakan lokal Bali paling sedikit 30% dari kebutuhan.

Dalam peresmian RPHU tersebut turut dihadiri pula oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita. Dalam sambutannya ia mengatakan RPHU bisa menjadi solusi guna mengatasi permasalahan dalam bidang perunggasan.

Pada kesempatan tersebut ia juga mengingatkan CPI agar tidak hanya mencari untung semata, namun menjadi perusahaan yang dapat membantu pemerintah dalam mengentaskan masalah pemenuhan kebutuhan daging ayam di Indonesia.

“Pembangunan RPHU ini bentuk dari keseluruhan untuk mengatasi permasalahan terkait perunggasan. Saya berharap Pokphand (CHI, red) dapat menjadi pionir yang dapat membantu pemerintah, jangan hanya mencari keuntungan semata,” ujarnya I Ketut Diarmita.

“Dan saya harap ini benar-benar berlanjut, tidak hanya di sini, tapi juga berlanjut ke Sulawesi lalu sampai ke NTT,” imbuhnya.

Sementara itu, Presiden Direktur CPI, Thomas Effendy menjelaskan, RPHU milik Charoen Pokphand Indonesia (CPI) di Bali ini dioperasikan dengan kapasitas produksi sebesar 2000 ekor ayam per jamnya dengan fasilitas pendingin hingga 45 ton untuk ayam segar, 50 ton untuk ayam beku dan 50 ton untuk Food Process Product.

Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya menyediakan RPHU saja, namun juga mengembangkan sampai dengan tahap pendistribusian.

“Kami berkomitmen untuk tidak berhenti sampai di RPHU saja, akan tetapi kami terus kembangkan sampai dengan tahap pendistribusian ke konsumen melalui gerai-gerai Prima Freshmart yang sampai akhir tahun 2019 ini akan dibuka kurang lebih 600 gerai,” jelas Thomas. (*/gama)