DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR, BALI – Hasil penelitian Pupuk Organik Cair Bio-Inokulum yang disusun Tim UPTD  Pertanian Terpadu, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHBun) Provinsi Bali akhirnya lolos dalam tahap seleksi nasional Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Insinas) pendanaan tahun 2020.

Ketua Tim Peneliti, Wayan Sunada mengatakan pihaknya berkesempatan untuk memaparkan proposal penelitian di Hotel Sahid Serpong, Cilenggang, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, pada Senin, 9 Desember 2019 dengan agenda Paparan Proposal Insinas 2020.

“Dari seluruh Indonesia yang mengajukan proposal insinas 2020 sebanyak 68 peserta yang akan bersaing untuk mendapatkan bantuan insentif penelitian senilai Rp. 1,650 Milyar,” tandasnya.

Proposal penelitian yang mereka ajukan, lanjut Wayan Sunada menjelaskan pihaknya mengajukan proposal Insinas Riset Kemitraan dengan fokus bidang riset pangan pertanian.

“Judul yang diangkat dalam pengajuan proposal ini, yakni Intensifikasi Lahan Sub Optimal Melalui Pengembangan Pupuk Organik Cair Bio-Inokulum Plus dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Lokal Berkualitas Ekspor di Bali dan Nusa Tenggara Timur,” jelas Sunada di Denpasar, belum lama ini.

“Dari usulan yang sudah diajukan, dan setelah melewati seleksi administrasi Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional, melalui Surat undangan Kemenristedikti Nomor: B/464/E4.4/KT.04.00/2019,” imbuhnya.  

Kegiatan penelitian ini, terangnya lebih lanjut, berawal dari keadaan wilayah Bali dan di NTT yang mempunyai kesamaan kondisi lahan kering dan melihat fakta di lapangan dimana masyarakat yang berprofesi sebagai petani yang kurang menyadari pentingnya pengelolaan yang baik.

“Oleh karena itu, perlu merubah pola pikir untuk pengelolaan lahan dengan penggunaan pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Pupuk organik yang baik adalah pupuk yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, serta tersertifikasi berdasarkan standar mutu pupuk,” lanjut Sunada.

Sedangkan tujuan Riset Pratama Kemitraan ini, dikatakan Sunada adalah untuk mengoptimalkan pengelolaan lahan lahan kering di Bali dan NTT dengan cara meningkatkan kesuburan tanah. Peningkatan kesuburan tanah tersebut ditujukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman organik lokal khususnya padi hitam dan bawang merah yang mempunyai nama sebagai varietas unggul nasional spesifik, berkualitas ekspor.

Penelitian juga ditujukan untuk memproduksi benih berlabel dan bersertifikasi organik melalui aplikasi POC Bio-Inokulum Plus. “Setelah melalui banyak tahapan, akhirnya saya mendapatkan undangan untuk memaparkan proposal yang diajukan sebagai riset pengembangan teknologi yang rencananya akan dikembangkan untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timur,” imbuh Sunada.

Sebagai informasi, Sistem Inovasi Nasional (SINas) merupakan suatu kesatuan fungsional yang saling berinteraksi dan bertujuan untuk mengembangkan inovasi nasional, meningkatkan kemampuan iptek, serta meningkatkan daya saing. Penguatan SINas telah menjadi kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi dan perlu didukung secara konsisten oleh Kemenristek-BRIN dan para stakeholder.

Karenanya Kemenristek-BRIN memberikan dukungan untuk penguatan SINas melalui instrumen kebijakan pendanaan riset seperti Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Insinas), Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI pada Direktorat Pengembangan Teknologi Industri.

Insinas merupakan bantuan pendanaan riset yang diselenggarakan dengan misi utama untuk penguatan Sistem Inovasi Nasional melalui peningkatan sinergi, peningkatan produktivitas, dan pendayagunaan sumberdaya litbang nasional. PPTI adalah sebuah program untuk meningkatkan relevansi dan produktivitas litbang untuk memenuhi kebutuhan teknologi di industry.

Sedangkan Program Inovasi bertujuan mendorong hilirisasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan dan meningkatkan kapasitas industri dalam memanfaatkan hasil litbang dalam negeri. Ketiganya merupakan program insentif yang bersifat seri, dari teori sampai dengan implementasi serta industrialisasi.

Sebagai salah satu instrumen kebijakan di Kemenristek-BRIN, Program Insinas didedikasikan untuk mendorong dan menyiapkan riset yang menghasilkan produk inovasi atau produk riset yang dapat dikembangkan lebih lanjut di industri melalui program PPTI.

Program Insinas menyiapkan materi pokok hasil riset yang dapat dikembangkan dalam skema-skema pendanaan riset berikutnya yang lebih bersifat pengembangan produk menuju implementasi hasil penelitian dengan mendasarkan pada pengukuran proses pengembangan teknologi menggunakan alat ukur Tingkat Kesiapterapan Teknologi.

Dijelaskannya Tim pengusul dari pengajuan proposal ini ada 6 orang antara lain, Dr. I Wayan Sunada, SP., M.Agb sebagai Ketua peneliti, dan anggota peneliti terdiri dari Ir. Eko H. Agustin Juwaningsih, M.Si., Lena Walunguru, SP., M.Si. Ir. I Made Buda, M.P., I Made Londra, S.Pt., M.P., Chatlynbi T. Br. Pandjaitan, SP., M.Sc. (*/dk)