DIKSIMERDEKA.COM, DENPASAR-BALI – Persaingan di Era Globalisasi ini, bangsa yang kuat akan keluar sebagai pemenang dan menjadi pemimpin. Sementara yang lemah akan kalah dan menjadi pecundang serta akan terus terjajah dan sumber dayanya akan terus dieksploitasi untuk kepentingan bangsa lain.

Oleh Karena itu, kita harus merubah mindset dari bangsa konsumen menjadi bangsa produsen kalau ingin melihat bangsa ini tetap survive dan maju di masa yang akan datang.  

Demikian penegasan yang disampaikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dalam sambutannya pada Puncak Acara Parade Cinta Tanah Air 2019 yang dilangsungkan di Ballroom Aston Hotel, Jalan Gatot Subroto-Denpasar, Bali, Kamis (12/9).

“Dunia yang semakin terkoneksi dan kompetitif menjadi tantangan baru yang harus dihadapi oleh Bangsa Indonesia, dimana dengan semakin terkoneksinya dunia maka seolah-olah batas-batas negara menjadi hilang,” tegas Menhan.

Konsekuensi dari kondisi tersebut, lanjut Menhan, perlu menjadi perhatian serius dalam menghadapi tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 ini adalah ancaman mindset terhadap moral Bangsa Indonesia, Budaya Indonesia, dan jati diri bangsa yang tergerus oleh masuknya budaya-budaya asing yang semakin sulit disaring, serta paham-paham radikalisme dan terorisme yang sangat berbahaya.

“Dan yang saat ini menjadi prioritas penanganan dan patut kita waspadai adalah ancaman radikalisme yang berpotensi mengganggu dan merusak persatuan dan persaudaraan kita sebagai Bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila,” ujarnya.

Kondisi tersebutlah yang menjadi salah satu alasan pentingnya penyelenggaraan kegiatan PCTA yang kali ini merupakan penyelenggaraan yang ke-8 kalinya, diselenggarakan setiap 2 tahun sekali, dan penyelenggaraan di Bali ini menjadi kali pertama PCTA diselenggarakan di luar Pulau Jawa.

“Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen Kemhan dalam menumbuh kembangkan jiwa nasionalisme dan persatuan, dimana sebagai generasi muda yang merupakan duta-duta daerah terbaik dan pada gilirannya nanti akan meneruskan pembangunan dan mempertahankan keutuhan Bangsa dan Negara,”ujar Menhan disela-sela acara.

Sementara itu, Ibu Nora Ryamizard Ryacudu, istri dari Menhan Ryamizard Ryacudu dalam arahannya di hadapan duta-duta dari 34 Provinsi ini mengungkapkan rasa bangganya terhadap generasi muda yang hadir dalam PCTA ini. Disamping sebagai ajang perlombaan bagi siswa SLTA dan Mahasiswa, juga merupakan ajang untuk menggugah kesadaran kaum muda dalam bela negara sehingga generasi muda menjadi pelopor semangat kebangsaan.

Acara yang bertajuk, “Mewujudkan Semangat Generasi Muda Yang Cinta Tanah Air dan Bela Negara Sebagai Dasar Penggerak Industri Kreatif”, ini diikuti oleh para Pelajar SMA/SMK dan Mahasiswa Perguruan Tinggi dari 34 Provinsi yang diwakili Pemenang Lomba PCTA Tingkat Provinsi Tahun 2019 ini.

Ibu Nora mengaku bangga dan takjub dengan karya-karya yang dihadirkan oleh para peserta. Seperti misalnya kopi yang terbuat dari Bunga Bungur, menjadi kopi tanpa kafein, dan juga Kopi yang dicampur Buah Pare, dan produk-produk kreatif lainnya yang menurutnya dapat mensejahterakan masyarakat melalui ekonomi kreatif.

“Teruslah kalian berinovasi karena ditangan kalian negeri ini akan berlanjut,” ujar Ibu Nora yang merupakan putri dari mantan Wapres Tri Sutrisno di era Orde Baru ini.

Lebih jauh, Nora Ryamizard Ryacudu juga menegaskan agar generasi muda selalu mengedepankan rasa persaudaraan dan cinta tanah air karena hanya dalam NKRI sajalah negara ini bisa terus dapat dipertahankan eksistensinya. “Jauhkan pemikiran untuk memisahkan diri dari NKRI yang telah dibangun lewat perjuangan para pendahulu kita, ” tegasnya.

Selain itu, Ibu Nora juga berpesan kepada duta-duta provinsi ini agar menjauhkan perbuatan-perbuatan negatif seperti narkoba, tindak kekerasan, radikalisme dan kriminal lainnya. Serta bisa bersikap bijak dan berhati-hati dalam menggunakan dan menyebarkan informasi di media sosial. (*/gama)